Bundaku Sayang, Mengapa Fitrahmu Hilang?


Penulis: Ummu Karimah
(Guru Honorer)

IMPIANNEWS.COM

Miris! Seorang ibu muda di Bekasi berinisial AK, 26 tahun, ditangkap Polda Metro Jaya karena kasus ibu cabuli anak. Pasalnya, AK nekat mencabuli putranya sendiri yang berusia 9 tahun. Sama seperti kasus serupa di Tangerang Selatan, Banten, R, 22 tahun, dilaporkan melecehkan anak kandungnya sendiri yang berusia 4 tahun. (Tempo.co, 8/6/2024).

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kawiyan, mengaku prihatin atas banyaknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan orang tua terhadap anak kandungnya. (detikNews, 8/6/2024).

Kasus ini tentu saja cukup membuat kita prihatin dan mengurut dada. Kok bisa, seorang ibu 'merusak' buah hatinya sendiri??

Peristiwa ini mencerminkan gagalnya sistem pendidikan kapitalisme sekuler dalam mencetak individu berkepribadian luhur dan siap mengemban amanah sebagai ibu.

Uang sudah membutakan naluri keibuan dan kemanusiaan seorang ibu. Apa yang diharapkan dari anaknya ketika kelak ia menua? Apalagi dihadapan Allah SWT, Sang Maha Penghisab?.

Jika kita cermati, wajar saja kegagalan ini terjadi, karena memang sistem pendidikan formal pada saat ini berbasis kapitalisme sekuler yang berorientasi materi. Begitu pula dengan pola asuh dan pola didik di tengah keluarga.

Meskipun tentu saja tidak semua lembaga pendidikan dan institusi keluarga mengalami kegagalan yang dimaksud.

Harus diakui, selama ini tujuan pendidikan kita adalah _money oriented_(tujuannya hanya menghasilkan uang banyak). Kurikulumnya pun tentu berbasis sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan).

Anak didik pun ketika lulus sekolah hanya disiapkan untuk menjadi buruh atau tenaga kerja pencari uang. Bukan sebagai ayah atau ibu yang sudah memahami pentingnya membangun sebuah keluarga pencetak generasi unggul. Dan tentu saja menguasai skill dan teknologi. Tidak aneh jika sudah berumah tangga mereka tidak cukup punya bekal untuk berkeluarga. Sehingga pada akhirnya anak-anaknya menjadi korban 'sebuah pernikahan yang tidak disiapkan'.

Selain itu, kondisi rakyat pada saat ini masih jauh dari sejahtera. Maraknya kasus korupsi, semakin tingginya angka pengangguran, bahan kebutuhan pokok yang semakin menjulang tinggi, kemiskinan, dll, telah membuat banyak ibu tertekan dan depresi. Akhirnya jalan pintas pun dilakukan meski harus menghancurkan masa depan anak sendiri. Banyak ayah dan ibu yang kehilangan fitrahnya.

Tentu saja kita sudah sangat jengah dengan berbagai peristiwa semacam ini. Harus kita sadari, sistem kapitalis sekular tengah mencengkeram kehidupan kita. Mulai saat ini kita harus mencampakkan sistem buatan manusia ini. Sebelum setiap kita pada gilirannya menjadi korban (_Nau'dzubillah_).

Sudah waktunya nya kita menggantinya dengan sistem Islam kafah. Dibutuhkan institusi negara yang akan menerapkannya secara menyeluruh. Dan tentu saja sistem Islam akan memposisikan manusia secara adil dan sesuai fitrahnya.

Fitrah perempuan dalam Islam berperan sebagai muslimah, istri dan ibu pendidik pertama dan utama generasi dan sebagai pengatur rumah tangga. Peran inilah yang seharusnya dioptimalkan dengan tujuan utama untuk melahirkan generasi yang berkarakter Islam. Maka perempuan akan diberikan pendidikan mumpuni sebagai bekal mendidik generasi. Perempuan akan dimuliakan dan dilindungi. 

Sedangkan fitrah laki-laki berperan sebagai _qawwam_ (pemimpin keluarga) yang berkewajiban menafkahi keluarga secara ma'ruf sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah ayat 233, yang artinya, _"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada ibu dengan cara yang ma'ruf."_

Di sisi lain, syariat Islam mewajibkan negara untuk memaksimalkan tanggung jawabnya sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan pokok setiap individu rakyat seraya memaksimalkan terpenuhinya kebutuhan sekunder dan tersier.

2. Memenuhi kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan dan keamanan.

3. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk setiap warga negara laki-laki yang sudah mampu bekerja agar dapat memenuhi nafkah keluarga. Sebaliknya negara akan meminimalisir perempuan untuk bekerja. Bahkan negara akan menutup peluang pekerjaan yang menghalalkan segala cara hanya demi uang.

4. Negara akan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku tindak pelecehan dan melakukan _trauma healing_ kepada para korban.

Jika sistem Islam ini ditegakkan oleh negara, niscaya problematika kehidupan manusia akan mendapat solusi tuntas, bukan solusi tambal sulam seperti saat ini. Tidak akan lagi ditemukan ayah dan ibu yang tercerabut dari fitrahnya. InsyaAllah. Wallahua'lam bishawab

Post a Comment

0 Comments