PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP RICHARD WRIGHT : PENULIS YANG MEMPERJUANGKAN HAK KAUM KULIT HITAM

Demonstrasi warga kulit hitam akibat diskriminasi

Oleh: Aulia Asyura Siregar
(Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) 

IMPIANNEWS.COM

Richard Wright adalah seorang penulis Afrika - Amerika yang cukup terkenal di Amerika. Richard Wright adalah seorang penulis pemberani mendapatkan hak-hak kulit hitam di Amerika dengan mewakili kesengsaraan kulit hitam dalam karyanya bekerja. Richard Wright akan 

menentang diskriminasi terhadap orang kulit hitam oleh orang kulit putih sejak akhir tahun perang dunia II. Richard Wright mengubah sejarah Amerika tentang diskriminasi terhadap orang kulit hitam orang dengan karyanya. Karya Richard Wright yang terkenal Native Son dan Otobiografi dirinya sendiri disebut bocah kulit hitam. Kedua karyanya membuka pandangan dunia tentang keawetan kulit Hitam di Amerika.

Sebanyak 51 persen responden kulit hitam mengatakan bahwa mereka meyakini persoalan rasisme bakal kian memburuk di Amerika Serikat (AS),demikian NewsNation mengutip hasil dari jajak.

“ Rasisme orang karena warna kulit itu bukan manusiawi. Karena warna kulit itu anugerah dari Tuhan dan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, manusia tidak boleh saling menghina karena warna kulit. Berteman bukan karena warna kulit, tetapi sikap itu yang terpenting. Kita sebagai seorang mahasiswa harus bisa menjadi seperti Richard yang berani dalam menyampaikan hak-hak nya” Ujar Najwa Syahnaz (18) seorang mahasiswa Universitas Andalas.

Mengenai pendapat yang sudah diucapkan oleh mahasiswi tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa warna kulit bukan menjadi landasan kita untuk menjalin pertemanan melainkan kita harus melihat dari sifat dan karakter dari orang tersebut. Banyak orang yang kebanyakan sudah mengetahui hal ini, namun mengabaikan karena kesenangannya hanyalah membuat orang lain sengsara.

Karya Richard Wright mengubah sejarah Amerika tentang orang kulit hitam. Dengan karyanya ini, Richard Wright membuka mata dunia tentang orang-orang berkulit hitam. Dia menggambarkan tragedi dan ironi orang kulit hitam di Amerika dan bagaimana perasaannya saat bekerja. Richard Wright mengkritik diskriminasi mayoritas terhadap minoritas. Yang mana 

yang dimaksud mayoritas di sini adalah orang kulit putih dan minoritas adalah orang kulit hitam. Dia juga menjadi mentor James Baldwin, seorang penulis Afrika-Amerika terkenal. Pada tahun 1940, Richard Wright menerbitkan novelnya yang berjudul Native Son. Novel ini bercerita tentang seorang lelaki berkulit hitam yang miskin bernama Bigger Thomas. Thomas yang lebih Besar secara tidak sengaja membunuh seorang gadis berkulit putih.

“Menghargai dan menghormati perbedaan merupakan hal yang penting untuk diterapkan. Sikap 

ini merupakan langkah awal untuk mendukung penghapusan diskriminasi. Menanamkan 

kesadaran individu bahwa setiap orang mempunyai hak yang harus diperolehnya.” Ujar Novri (18) mahasiswa Uniersitas Negeri Padang

Seperti yang kita ketahui Karya-karya Wright seperti Native Son dan Black Boy merupakan simbol dari penindasan kaum-kaum kulit hitam yang dilakukan oleh kaum kulit putih. Ketika 

Richard Wright menulis novel tersebut. Hal ini, banyak orang yang kurang menyadari diskriminasi diri yang dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang kulit hitam. Bahkan orang 

kulit hitam pun harus religius agar mudah terpengaruh. Hal ini tertulis dalam novel original Native Son yang mengatakan, “Orang kulit putih senang melihat kita beragama, sehingga kita mudah terpengaruh.” Richard Wright kemudian menerbitkan otobiografinya dengan judul Black Boy. Otobiografi Richard Wright ini menjelaskan pengalaman Richard Wright mengenai cara pandang yang buruk dan kekerasan yang dilakukan orang kulit putih terhadap orang berkulit 

hitam.Dalam biografi ini, Richard Wright pun meningkatkan minatnya terhadap sastra.

“ Richard Wright salah satu panutanku, banyak orang yang membencinya karena menurut orang dia memperburuk pandangan orang terhadap kulit putih tapi menurutku dia memperjuangkan hak 

nya dengan cara yang baik , terlebih dengan karya nya yang sekarang sudah dikenal semua orang di penjuru dunia” Ucap Elsa (19) mahasiswa STBA Padang 

Karya Richard Wright yang banyak dibicarakan Native Son menjadi novel terlaris dan terkenal karena bagaimana Richard Wright mengeksplorasi upaya orang kulit hitam untuk mendapatkan haknya di Amerika. Wright mewakili kekerasan yang dialami oleh orang kulit berwarna hitam dengan mengatakan, “Kekerasan adalah kebutuhan orang-orang yang tertindas. Bukan strategi 

yang dirancang secara sadar ini. Ini adalah ekspresi naluriah yang mendalam dari seseorang yang menyangkal individualitas.” Dalam Native Son, Wright menyerang orang kulit putih dengan kritik.

Perjalanan hidup Richard Wright dalam bidang sastra dimulai semenjak dia sekolah. Richard Wright memulai merangkai kata-kata dan mengaturnya sekreatif mungkin. Oleh karena itu, Richard Wright memilih untuk menjadi penulis sastra. Semasa hidupnya, Ia melihat kaum kulit hitam terus mendapat perlakukan yang tidak manusiawi dari kaum kulit putih. Richard Wright

memilih untuk menulis apa yang ia dan kaum kulit hitam rasakan selama hidup di Amerika. 

Richard Wright menerbitkan dua karya sastra yang cukup terkenal yaitu novel Native Son dan autobiografinya yang berjudul Black Boy. Native Son menceritakan bagaimana orang kulit hitam memperjuangkan untuk memperoleh haknya. Kemudian dalam autobiografinya, Richard Wright juga menjelaskan tentang pengalaman hidup yang Richard Wright rasakan dan membuka perspektif buruk orang kulit putih terhadap orang kulit hitam. Dengan dua karya sastra inilah Richard Wright mampu membuka perspektif dunia bagaimana kaum kulit hitam menjalani hidup 

dengan penuh diskriminasi dan mengubah sudut pandang dunia pada kaum kulit hitam. Akhirnya 

Richard Wright mampu mengubah sejarah Amerika mengenai kehidupan kaum kulit hitam.

Setelah berbagai perjuangan yang dilalui oleh Wright, pada akhirnya dia mengubah sejarah amerika mengenai kaum kulit hitam selamanya. Richard Wright meninggal pada 28 November, 

1960 di Kota Paris, Prancis. 

Padang, 06 Oktober 2023

Post a Comment

0 Comments