Penguatan Kompetensi Guru PAI Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Mukti Ali, S.Ag, M.S.I
Guru PAI SMKN 2 Payakumbuh
IMPIANNEWS.COM.

Generasi yang mengenal jati dirinya akan mampu mengendalikan kemajuan dan teknologi sebagai tools untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, generasi yang kehilangan jati dirinya, maka teknologi yang akan mengendalikan hidupnya,” inilah ungkapan yang sering kita dengar,kita baca dalam setiap ungkapan media masa dan media sosial . Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. 

Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. 

Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan  yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer / pemindahan informasi antar media.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti rekreasi, kesehatan, hobi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.  

Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini disebut dangan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.  Dunia pendidikan sebagai lini terdepan dalam peningkatan karakter peserta didik / generasi penerus harus mampu beradaptasi dengan cepat dan menyesuaikan dengan keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21.

Kompetensi Dasar Guru Pendidikan Agama Islam  PAI
Dalam jiwa dan keseharian seorang Guru Pendidikan Agama Islam  masa kini sangat penting tertanam karakter akhlak, dengan karakter akhlak ini lah seorang Guru Pendidikan Agama Islam  akan menjadi role model bagi semua peserta didiknya. Pembelajaran dengan keteladan dari seorang Guru Pendidikan Agama Islam  akan lebih bermakna untuk para peserta didik. 

Utswatun hasanah merupakan konsep dasar bagi seorang Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang akan memberikan bimbingan kepada anak didiknya, dengan ibda’ binafsih akan memberikan suatu keteladanan dan panutan bagi anak didiknya. Dalam pendidikan itu tidak hanya memutasikan "transfer of knowledge" tapi juga mentransformasikan "transfer of amal" sebagai tonggak awal pemberian bimbingan.

Dengan mentranformasikan nilai-nilai skills kepada peserta didik, menanamkan jiwa - jiwa ketuhanan dan keimanan yang kuat. Pertama ialah life skills yang membekali untuk bisa memahami dirinya dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya. Kedua, learning and innovation skills yang membekali untuk selalu kreatif, berpikir kritis dan menyelesaikan masalah kompleks, mampu berkolaborasi, serta berkomunikasi secara efektif. Ketiga, yaitu literacy skills yang membekali dengan berbagai pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan sehari - hari yang dihadapi.

Prinsipnya adalah  kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam diujudkan ketika siswa terampil dalam menilai jati dirinya sendiri (self correction) dan mampu beradaptasi dengan nilai estetis yang tinggi di tengah masyarakat. Pendidikan Karakter mampu memecahkan masalah (problem solving), berpikiran jernih serta bisa mempresentasi di tengah masyarakat dengan baik dan santun. Pendidikan karakter juga dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan nilai-nilai keimanan, tidak terbius dengan teknologi yang negatif tapi mampu dan bisa mengendalikan teknologi dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi dan mafaatnya.

Guru Pendidikan Agama Islam di era revolusi industri 4.0
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi mendorong hadirnya era baru yaitu Revolusi Industri 4.0. Berbagai langkah pun dihadirkan pemerintah guna menghadapi era ini, salah satunya dengan memperkuat lini pendidikan melalui program penguatan pendidikan karakter.

Director & Chief Financial Officer Trakindo Setio A. Dewo menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 merupakan sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri, maupun bidang lainnya yang mulai menggunakan teknologi digital dan otomatisasi.

Teknologi digital dan otomatisasi akan memberikan kemudahan dalam berintegrasi dengan pihak produsen, sehingga kadang kala menanggalkan kaidah Agama yang memungkinkan terjadinya perubahan pola dan tindakan pelayanan. Era revolusi industri 4.0 tentunya juga memberikan dampak terhadap dunia pendidikan, dimana arus informasi mengalir deras dan dapat diakses dengan mudah oleh semua orang tanpa mengetahui asal usul informasi tersebut. 

Tentunya hal tersebut perlu diantisipasi, bukan hanya sekadar melalui cara mengajar, tetapi melalui hal yang jauh lebih esensial yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.

Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam  Pendidikan Agama Islam dalam memasuki era revolusi Indsutri 4.0
Guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki kompetensi Abad 21, untuk mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan abad 21. Maka Guru Pendidikan Agama Islam nya pun harus memahami dan memiliki kompetensi tersebut.

Ada 3 aspek penting dalam kompetensi abad 21 ini, yaitu:
Karakter,  karakter yang dimaksud dalam kompetensi abad 21 terdiri dari karakter yang bersifat akhlak (jujur, amanah, sopan santun dll) dan karakter kinerja (kerja keras, tanggung jawab, disiplin, gigih dll). Dalam jiwa dan keseharian soerang Guru Pendidikan Agama Islam masa kini sangat penting tertanam karakter akhlak. Dengan karakter akhlak inilah seorang Guru Pendidikan Agama Islam akan menjadi role model bagi semua peserta didiknya. Pembelajaran dengan keteladan dari seorang Guru Pendidikan Agama Islam  akan lebih bermakna untuk para peserta didik.

Kinerja, selain karakter akhlak, Guru Pendidikan Agama Islam masa kini pun harus memiliki karakter kinerja yang akan menunjang setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukannya, baik ketika pembelajaran di kelas maupun aktivitas lainnya.

Keterampilan, keterampilan yang perlu dimiliki oleh Guru Pendidikan Agama Islam  masa kini untuk menghadapi peserta didik abad 21 antara lain kritis, kreatif, olaboratif dan komunikatif. Keterampilan - keterampilan tersebut penting dimiliki oleh Guru Pendidikan Agama Islam  masa kini, agar proses pendidikan yang berlangsung mampu menghantarkan dan mendorong para peserta didik untuk menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan perubahan zaman.

Literasi, kompetensi abad 21 mengharuskan Guru Pendidikan Agama Islam melek dalam berbagai bidang. Setidaknya mampu menguasai literasi dasar seperti literasi finansial, literasi digital, literasi sains, literasi kewarnegaraan dan kebudayaan.Kemampuan literasi dasar ini menjadi modal bagi para Guru Pendidikan Agama Islam masa kini, untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif, tidak monoton hanya bertumpu pada satu metode pembelajaran yang bisa saja membuat para peserta didik tidak berkembang.

Guru Pendidikan Agama Islam  Harus Mampu Menyajikan Modul Sesuai Passion Siswa
Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti modul berbasis paper. Guru Pendidikan Agama Islam  masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang bisa diakses secara online oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa dijadikan oleh Guru Pendidikan Agama Islam  sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online.

Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online ini harus dibarengi dengan kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam  dalam mengemas fitur - fitur tersebut. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan pembelajaran online ini dikenal dengan istilah blended learning.

Guru Pendidikan Agama Islam  Harus Mampu Melakukan Autentic Learning yang Inovatif.
Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari dunia luar, justru sekolah adalah jendela untuk membuka dunia sehingga para siswa mengenali dunia. Untuk menjadikan sekolah sebagai jendela dunia bagi para peserta didik, Guru Pendidikan Agama Islam  harus memiliki kompetensi penyajian pembelajaran yang inovatif.

Pembelajaran yang disajikan harus mengarah pada pembelajaran yang joyfull and inovatif learning, yakni pembelajaran yang memadukan hands on and mind on, problem based leraning dan project based learning.

Dengan pengemasan pembelajaran yang joyfull and inovatif learning akan menjadikan peserta didik lebih terlatih dan terasah dalam semua kemampuannya, sehingga diharapkan lebih siap dalam menghadapi perkembangan zaman.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi kini yang lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0, menunjang kegiatan pendidikan, dengan kompetensi yang kuat bagi guru. Tetapi sebaliknya, apabila kompetensi dasar (agama), tidak kokoh dan kuat, maka guru itu sendiri akan di makan dan dijadikan game oleh teknologi itu sendiri.Seorang Guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki nilai kepribadian yang baik, sehingga menjadi utswah bagi peserta didiknya sendiri. Guru Pendidikan Agama Islam harus menguasai skiil seperti kompetensi dalam penilaian, kompetensi dalam penanaman karakte serta inovasi dalam pembelajaran PAI serta punya wawasan dan referensi yang kuat untuk memberikan penguatan dan pemahaman yang kuat pada siswa.

Post a Comment

0 Comments