Berpuasa selama Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi penderita diabetes. Hal ini karena mereka harus mengubah pola makan dan mengontrol kadar gula agar tidak terjadi hipoglikemik atau hiperglikemik.
Penderita diabetes sendiri sebetulnya tetap diizinkan untuk berpuasa. Namun, sebaiknya hal tersebut dikonsultasikan ke dokter paling tidak enam bulan sebelum puasa. Ini tidak lain agar ibadah puasa yang dilakukan berlangsung nyaman dan tidak mengganggu kesehatan.
Tapi, Spesialis Penyakit dalam, Prof. Dr. dr. S Soegondo, Sp.PD, KEMD, FINASIM, mengingatkan pasien diabetes untuk tidak memaksakan kondisinya jika memang tidak memungkinkan. Ia mengatakan ada beberapa tanda serius bahwa penderita diabetes sebaiknya membatalkan puasanya.
"Kalau keringat dingin, baju basah, berdebar, muncul rasa lapar mual itu hati hati itu gejala hipoglikemik, itu sebaiknya batalin saja langsung segera,"ungkap Sidarta saat diskusi media Bagaimana Pasien Diabetes Di Perkotaan Dapat Berpuasa bersama Novo Nordisk di Cikini, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
Jika muncul gejala tersebut ia menegaskan untuk tidak perlu menunggu lama lagi. Bahkan, meski waktu berbuka hanya tinggal 10 menit lagi. Jika tetap dipaksakan, hal ini akan berbahaya dan mengancam nyawa orang tersebut.
"Kemudian juga kalau minum obat ada gejala hipoglikemik langsung dibatalin. Baru nanti dipikir kenapa bisa hipoglikemik, apa sahur kurang, atau suntikan insulinnya kebanyakan,"kata dia.
Dengan demikian semua hal tersebut bisa disesuaikan. Sehingga, penderita diabetes bisa kembali berpuasa esok harinya.