Pengumpulan wakaf 1000 ini diawali dari satker Kankemenag Kota Payakumbuh dibawah kepemimpinan Asra Faber yang akhirnya berkembang |
Kantor Kementrian Agama Kota Payakumbuh terus mengupayakan terobosan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi umat. Salah satu diantaranya dengan mewujudkan program Wakaf 1000 yang telah dilounching Walikota Payakumbuh, Riza Falepi tanggal 3 Januari 2016 lalu padi momen HAB kementerian agama.
Pengumpulan wakaf 1000 ini diawali dari satker Kankemenag Kota Payakumbuh dibawah kepemimpinan Asra Faber yang akhirnya berkembang. Sehingganya, terbentuk pulalah kepengurus BWI di Kota Payakumbuh yang dilantik langsung Ketua BWI provinsi Sumatera Barat bersama Walikota Payakumbuh tanggal 22 Desember tahun 2017, lalu, di balaikota Bukit Sibaluik.
Diterangkan Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Payakumbuh, Asra Faber pada Senin (23/04/2018) di ruang kerjanya, program wakaf 1000 merupakan upaya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi umat lewat waqaf.
“Program wakaf 1000 ini telah dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu, hampir dua tahun berjalan program ini secara bertahap mampu mewujudkan ekonomi umat melalui rencana pembangunan wakaf mart, yang nantinya akan dikelola umat melalui Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Payakumbuh,” jelasnya.
Asra Faber yang menggagas sekaligus penerima Zakat Award dari tim penilai pusat tingkat nasional mengungkapkan, di Kota Payakumbuh Walikota Riza Falepi, juga berperan serta menjadi pelopor Wakaf Rp1000.
“Dilaunchingnya wakaf Rp1000 pada awal tahun 2016 lalu menjadi bukti bahwa Walikota Payakumbuh sangat mendukung gerakan Wakaf 1000 yang digagas bersama Kantor kementerian Agama Kota Payakumbuh,” terangnya.
Menurut Asra Faber, dalam rentang waktu 1 tahun saja gerakan Wakaf 1000 mengumpulkan aset senilai Rp 80 juta, dan gerakan Wakaf 1000 terus berkembang hingga juga akan implementasikan dilingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh pada Mei 2018 mendatang.
“Nantinya dalam hitungan satu bulan, dengan jumlah penduduk Kota Payakumbuh 130.000 jiwa, dan masing-masing berwakaf Rp1000 secara rutin, akan terkumpul Wakaf sebanyak Rp130 juta perbulannya, dan untuk berwakaf itu tidak harus kaya, yang penting ada kemauan dan niat yang tulus walaupun nilainya sedikit,” ungkapnya.
Dibayangkan jika umat berwakaf Rp 5 ribu hingga Rp 10 atau bahkan Rp 50 ribu dan akan dikelola berupa wakaf produktif, maka umat akan sejahtera, melalui wakaf dapat membangkitkan gerakan ekonomi umat dari Payakumbuh untuk Indonesia.
Asra Faber menambahkan, seluruh potensi wakaf akan dikelola BWI Kota Payakumbuh, untuk menjadi kekuatan ekonomi umat, baik untuk bidang pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Semoga Ekonomi umat akan bangkit dimulai dari Kota Payakumbuh.
“Mudah-mudahan gerakan yang sama juga dilakukan didaerah lainnya. Sehingga Sumatera Barat akan menjadi percontohan Nasional dalam membangun Ekonomi umat,” ulasnya.
Jika dana umat yang terhimpun di BWI dikelola secara profesional sambung Asra Faber, banyak usaha yang dapat dikelola untuk menunjang kesejahteraan umat, sehingga mereka tidak lagi berurusan dengan rentenir, yang bakal mempersulit proses pembayaran pasca peminjaman modal.
“Saat ini atas kerjasama Pemko Payakumbuh dan Muhammadiyah, ada lahan seluas 2.215 meter persegi, yang akan dimanfaatkan untuk usaha peningkatan ekonomi umat dengan pola kerjasama, dan Walikota Payakumbuh sangat serius dalam persoalan gerakan Wakaf, dengan mewakafkan 2 unit toko untuk Badan Wakaf Indonesia (BWI) di lokasi Pasar Padang Kaduduak, Kecamatan Payakumbuh Utara, sedangkan untuk kantor baru juga telah disediakan di lokasi lantai satu Lapangan Poliko,” tuturnya.(ul)