Balita Akram Ainal Qolby di RSUP M. Djamil |
Musibah yang datang tak diduga, menimpa Akram Ainal Qolby, balita laki-laki berusia 4 tahun asal Jorong Nagari Gadang, Nagari Sariaklaweh, kecamatan Akabiluru, Limapuluh Kota yang divonis mengidap penyakit leukimia. Membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi, sang ayah tulang punggung keluarga terserang stroke pula.
Terbaring lemah usai pemeriksaan darah di rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil Padang, menjadi rutinitas yang harus dijalani, Akram Ainal Qolby setiap pekannya. Bayi malang kelahiran 1 November 2013 lalu itu, harus memeriksakan kondisi kesehatannya setiap pekan sejak diketahui menderita penyakit Leukimia dua bulan lalu.
Penyakit yang disebabkan kondisi sel darah yang tidak normal tersebut, membuat keluarga Akram Ainal Qolby harus mengeluarkan biaya besar dalam upaya pengobatannya. Balita yang biasa disapa Qolby itu, hanya bisa pasrah menjalani pengobatan yang disarankan dokter dan rumah sakit. Akhirnya Qolby pun dirujuk ke RSUP M. Djamil Padang.
Berharap kesembuhan sang buah hati, untuk langkah pengobatannya, Ibunda Qolby, Rina Agustin tak ada pilihan selain mengantar anaknya bolak-balik menempuh jarak ratusan kilometer ke Kota Padang sesuai jadwal pemeriksaan.
Ketika diketahui mengidap penyakit Leukimia yang ditandai kondisi kesehatan Qolby yang tiba-tiba memburuk, membuat keluarga panik. Kemudian dilakukan pemeriksaan, hingga diketahui bocah yang tengah lucu-lucunya itu, mengidap Leukimia.
Sejenis penyakit yang mengganggu fungsi darah pada tubuh manusia. Telapak kaki Qolby berwarna Kekuningan pertanda sel darah merah tidak berfungsi dengan baik akibat gangguan pada sumsum tulang. Sehingga sel darah putih yang biasa disebut Leukosit dalam tubuhnya menjadi lebih
banyak.
Kondisi itupun menimbulkan berbagai gejala akibat melemahnya daya tahan tubuh Qolby. Sontak saja kedua orang tuanya cemas bukan kepalang ketika menghadapi musibah itu. Upaya apapun yang disarankan pihak rumah sakit dilalui tanpa pilihan lain.
"Setiap pekan, Qolby harus ke Kota Padang untuk diperiksa, sampel darahnya diambil untuk memastikan kondisinya. Jika dinilai mengkahwatirkan Qolby harus tinggal 2-3 hari di rumah sakit sebelum diizinkan pulang untuk kembali pekan depannya. Begitulah upaya pengobatan yang kini dijalani,"ungkal Arfan Arisandi, paman Qolby saat mengisahkan derita keponakannya kepada Wartawan, Kamis (01/02/2018) pagi.
Anak paling bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Indra Putra dan Rina Agustin ini, kian hari menjalani rutinitas yang melelahkan untuk melawan penyakit yang dideritanya. Kehilangan kesempatan bermain bersana teman-teman sebaya nya, kondisi Qolby membutuhkan perhatian
ekstra orang tua.
Penyakit yang diderita Qolby, bocah berusia empat tahun dan paling bungsu itu, membuat sang ayah berfikir terlalu berat. Hingga sang ayah yang jadi tulang punggung ekonomi keluarga, terserang penyakit pula. Musibah beruntun itu datang beberapa waktu usai Qolby dinyatakan
mengidal Leukimia.
"Saat ini, Qolby membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengobatannya. Sementara, kondisi ekonomi keluarga kian hari kian seret. Ayahnya yang sebelumnya bekerja di Pos Indonesia Cabang
Payakumbuh, terserang Stroke. Ya Allah ringankan lah beban keluarga kami,"ucap Arfan yang merupakan adik dari ibu Qolby ini dengan mata berkaca-kaca.
Biaya yang besar itu, kata Arfan, untuk biaya pemeriksaan setiap pekan ke RSUP M. Djamil Padang. Selain itu juga obatnya yang mahal berkisar Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta. Beban berat meski tak terungkap, tetap dihalani sang Ibu, Rina Agustin. Mengurus anak yang tengah terbaring sakit, suami yang dalam kondisi menghadapi penyakit yang dideritanya, bukan perkara ringan untuk dihadapi.
"Kita berharap, bantuan untuk meringankan beban biayanya,"ungkap Arfan menceritakan kondisi keluarga saudaranya yang dirundung musibah ini sembari berharap bisa memberikan bantuan untuk kelangsungan pengobatan dan mengurangi beban yang dihadapi keluarga Qolby(ai/ul)