Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo berharap pemerintah pusat untuk dapat mengendalikan, atau bahkan memblokir berbagai situs porno yang dapat merusak pelajar. Tidak saja situs porno, pemerintah pun harus menghapus website-website yang tidak mendidik.
“Saya sangat meminta kepada pemerintah pusat untuk bersikap tegas didalam mengendalikan situs-situs porno. Sedangkan untuk website yang teridentifikasi provokatif saja bisa ditutup, kenapa yang pornografi yang bisa merusak mental dan karakter anak tidak bisa pula kita tutup,” ujar Mahyeldi, Jumat (5/5).
Dikatakan Mahyeldi, sangat perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak. Apalagi konten porno saat ini sangat banyak dan mudah diakses. Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambise menyebutkan, setiap harinya sekitar 25 ribu anak mengakses konten porno di Indonesia.
Hal ini diduga menjadi pemicu kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak terbilang tinggi pada tiap daerah.
“Ini sudah sangat mengkhawatirkan bagi generasi muda. Apalagi generasi muda saat inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa ke depan. Jika kita tidak melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merusak akhlak, akan jadi apa negara ini di tangan mereka nantinya,” cecar Mahyeldi.
Lebih lanjut Mahyeldi mengatakan, dengan memblokir situs ataupun website yang mengandung pornografi akan dapat pula meminimalisir angka kasus pelecehan seksual yang kerap terjadi di masyarakat. Untuk itu pemerintah pusat harus segera mengambil tindakan tegas.
Selain itu, peranan keluarga dalam mengawasi pergaulan anak juga sangat penting dilakukan. Keluarga harus membatasi anak untuk mengakses situs-situs yang tak jelas. “Penyadaran juga harus diberi pada anak kalau mengakses konten porno akan dapat merusak diri. Mencegah anak untuk tidak mengakses konten porno, dapat pula dilakukan dengan menanamkan pendidikan agama sejak dini,” kata Mahyeldi.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Kabupaten 50 Kota pada Selasa (18/4) lalu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohana Yambise mengungkap, setiap harinya 25 ribu anak Indonesia mengakses situs porno. Hal ini
“Itu (data 25 ribu anak) di tahun 2015-2016. Untuk 2017, kami rasa, jumlahnya cenderung meningkat,” paparnya.
Tingginya angka anak-anak yang mengakses situs porno ini dinilai Menteri Yohana turut menjadi salah satu pemicu kejahatan dan pelecehan seksual yang melibatkan anak.
Sementara itu, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait saat jadi pembicara pada sebuah seminar di Padang belum lama ini menyebut, Provinsi Sumbar menduduki peringkat ke 15 atas aksi kejahatan pelecehan seksual dari 34 Provinsi yang tersebar di Indonesia.(tf/h/ch)
0 Comments