Catatan Isa Kurniawan, "Menakar Langkah Politik Fauzi Bahar"

Menarik untuk dicermati dengan terpilihnya Fauzi Bahar (mantan Walikota Padang dua periode) menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumbar ----versi Oesman Sapta Odang--- dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar ---dimana Ketua Umum IPSI pusat adalah Prabowo Subianto--- dalam waktu yang berdekatan baru-baru ini.

Terdengar sebelumnya Fauzi Bahar ikut dalam pertarungan merebut posisi wakil gubernur (wagub) Kepulauan Riau (Kepri). Kebetulan Gubernurnya meninggal, kemudian Wagubnya naik menjadi gubernur. Posisi Wagub menjadi kosong. Sebagai urang sumando di Kepri, Fauzi Bahar yang kelahiran 1962 itu ikut bertarung memperebutkan posisi Wagub tersebut.

Tidak salah memang karena dulunya Fauzi Bahar pernah bersosialisasi untuk ikut pilkada Kepri. Tapi sampai sekarang, saya tidak mendapatkan informasi yang pasti mengenai hasil pemilihan wagub tersebut. Padahal katanya awal April pemilihannya.

Diambilnya HKTI dan IPSI oleh Fauzi Bahar tentunya menimbulkan pertanyaan bagi jagad politik Sumbar. Untuk apa? Dan langkah politik apa yang akan dimainkan Fauzi Bahar dengan mengambil kedua organisasi yang strategis tersebut? Untuk diketahui, Fauzi Bahar sampai sekarang memimpin juga beberapa organisasi alumni sekolah maupun perguruan tinggi.

Sebagai pensiunan marinir Angkatan Laut (AL) dengan pangkat terakhir Letkol, sejatinya Fauzi Bahar itu adalah seorang petarung. Hal ini telah ia buktikan selama ini. Sekarang pun Fauzi Bahar merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Sumbar. 

Dan telah menghibahkan sebuah rumah di kawasan Ulak Karang yang berharga milyaran untuk dijadikan sebagai kantor. Menurut pendapat saya, langkah Fauzi Bahar di atas merupakan bagian dari upayanya untuk (kembali) bertarung di Pilkada Gubernur Sumbar 2020. Apalagi peluang cukup terbuka karena Irwan Prayitno tidak bisa lagi maju.

Tapi karena didahului dengan Pileg 2019, bisa jadi langkah tersebut untuk ikut bertarung menjadi anggota DPR RI atau cukup DPRD Sumbar saja. Dari dulu langkah politik Fauzi Bahar memang sulit ditebak. Tapi untuk digarisbawahi, Fauzi Bahar sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perpolitikan Sumbar. 

Karena politik itu dinamis, maka tidak ada yang tidak mungkin. Dan dalam politik juga tidak ada istilah kartu mati, karena suatu saat bisa jadi kartu itu hidup kembali.

Isa Kurniawan
Koordinator KAPAS
(Komunitas Pemerhati Sumbar)

Post a Comment

0 Comments