Marak Kriminalitas di Kalangan Pemuda, Bukti Rusaknya Aqidah dan Moral Anak Muda

IMPIANNEWS.COM

Seorang pemuda di kota bandung mengalami luka serius karena menjadi korban kekerasan oleh segerombolan geng motor.

Kejadian tragis ini, terjadi Sabtu dini hari (28/9/24) sekitar jam 03.00 WIB di setopan Laswi.

Korban sempat berusaha menyelamatkan motornya akan tetapi naas nya di hajar habis-habisan, dan handphone korban pun ikut  di rampas oleh pelaku. Saat ini korban sedang di rawat intensif dengan luka parah di bagian wajah.

Menurut keterangan dari saksi mata, korban di serang oleh 20 orang geng motor yang membawa senjata tajam. Korban di seret ke jalan, di pukul mengunakan botol, dan di hajar secara kejam.

Kapolrestabes Bandung telah membenarkan kejadian ini, dan menyebutkan bahwa tim gabungan sudah di bentuk untuk menyelidiki kasus ini. 

Sungguh miris sekali perbuatan pemuda di zaman sekarang, hal ini menjadi salah satu buah contoh betapa rusaknya sistem di alam sekuler Kapitalis.

Sistem yang tidak memanusiakan manusia, merusak adat dan budaya, mengabaikan Syariat dan mendiskriminasikan agama, yang menjadikan pemuda tidak paham adab bahkan sangat lemahnya aqidah dalam diri mereka, menjadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang lumrah di kalangan mereka,  mirisnya negara masih saja abai terhadap tugas membentuk generasi peradaban yang mulia dan menyia-nyiakan potensi besar yang ada pada pemuda.

Lain hal nya jika kehidupan diatur sesuai Syariat, dimana anak-anak sejak dini diajarkan aqidah dengan ditanamkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan Syariat, menjadikan mereka pribadi yang taat, pribadi yang mulia, terjaga akal maupun moral.

Jika diambil contoh pada saat peradaban Islam diterapkan, betapa hebatnya anak-anak muda pada zaman tersebut, sungguh mulia perbuatan mereka. Kita ambil saja salah satu contoh anak muda pada zaman itu yaitu Muhammad Al-Fatih, seorang anak muda berusia 22 tahun, yang mampu menaklukan salah satu negara adidaya yaitu Konstantinopel pada tahun 1453 hingga mendapatkan julukan "Sang Penakluk". Muhamad Al-Fatih dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan mempunyai kepakaran dalam bidang kemiliteran, ilmu pengetahuan, matematika dan menguasai delapan bahasa saat berumur 21 tahun. 

Sungguh luarbiasa potensi yang tergali dari para pemuda yang hidup di dalam naungan sistem Islam.

Hal tersebut terjadi karena mereka tidak pernah meninggalkan Al-Qur'an dan As-Sunah sebagai pedoman hidup mereka.

Peran pemuda harus memiliki potensi yang besar, pemikiran yang matang dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar yang tinggi, dan mereka juga harus  memiliki semangat dan keberanian  dalam membela kebenaran.

Lantas, apa yang mampu dilakukan oleh kita agar para pemuda kembali menjadi sosok yang tangguh dan memiliki kepribadian yang mulia?

Sebagai seorang Muslim wajib bagi kita untuk mengajak para pemuda untuk kembali pada Islam yang sempurna. Dan Islam akan sempurna saat diterapkan sebagai sebuah Sistem. Karena Sistem Islam akan mewujudkan pemuda pemimpin peradaban. Islam akan mengatasi secara tuntas persoalan kriminalitas yang dilakukan para pemuda karena memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Aqidah Islam menjadi fondasi sistem pendidikan sehingga semua pelajaran selalu berasas Islam. Hal ini mewujudkan sosok pemuda yang beriman dan bertakwa. Mereka paham tujuan hidupnya adalah meraih rida Allah Ta'ala sehingga perilakunya tidak bebas, melainkan harus selalu terikat dengan Syariat.

Sistem Islam juga menyuburkan aktivitas amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat sehingga kemaksiatan dan kriminalitas akan tercegah dan minim terjadi. Islam mewujudkan sistem yang menguatkan fungsi kontrol masyarakat, yakni berupa amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, masyarakat turut andil dalam pendidikan generasi muda. Hal ini akan mendukung terwujudnya pemuda taat syariat dan produktif bagi umat.

Negara juga berperan optimal dalam sistem Islam. Penguasa memahami posisinya sebagai ra’in (pengurus) rakyat sehingga memberikan perhatian penuh pada tumbuh kembang generasi muda agar optimal dan mengarah pada kebaikan. Optimalnya peran keluarga, masyarakat, dan negara ini akan menumbuhsuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda.

Dengan begitu, terwujudlah sosok-sosok pemuda yang saleh sekaligus produktif. Mereka memberikan sumbangsih besar bagi peradaban Islam sehingga mampu menebarkan rahmat ke seluruh alam.


Wallahua'lam

Post a Comment

0 Comments