IMPIANNEWS.COM
Maya angelou adalah seorang penulis berdarah Afrika-Amerika yang telah memiliki banyak karya-karya terkenal yang inspiratif. Melalui puisi-puisinya, Maya Angelou sering kali menyuarakan bagaimana perjuangan dirinya menghadapi racism sebagai salah satu ras kulit hitam yang tinggal di antara mayoritas orang kulit putih. Karya Maya Angelou banyak dikenal karna sangat menginspirasi para ras kulit hitam seperti dirinya yang berjuang melawan racism hingga saat ini. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah “Still I Rise”.
Still I Rise merupakan salah satu karya Maya Angelou yang berisikan tentang racism yang diterimanya sebagai keturunan Afrika-Amerika kulit hitam. Dikutip dari biography.com, sebagai seorang African American, Maya Angelou menghadapi ketidakadilan rasial dan diskriminasi. Bahkan saat masih berusia 7 tahun Maya Angelou pernah mengalami diskriminasi seksual yang dilakukan oleh pacar ibunya. Peristiwa tak terlupakan tersebut memberikan trauma berat kepada dirinya, Meskipun demikian, Maya Angelou tetap harus melanjutkan hidupnya.
Seperti roda yang berputar, kehidupan Maya Angelou pun tak selalu ada di bawah. Berkat semangat dan pejuangannya dalam melawan ketidakadilan yang dihadapinya, kehidupan Maya Angelou perlahan membaik. Disaat itulah Maya Angelou banyak menulis karya-karyanya yang dapat kita baca saat ini. Maya Angelou menggunakan puisi sebagai tempatnya bereskpresi dan bercerita tentang kisahnya kepada dunia. Diantara banyaknya karya hebat yang Maya Angelou tulis, “Still I Rise” menjadi salah satu yang paling menarik.
“Still I Rise” menggunakan point of view orang pertama dari seorang wanita. Pada stanza pertama terlihat bagaimana wanita tersebut menerima hinaan dan fitnah dari seseorang yang disebut sebagai “you”, dan pada stanza pertama ini juga langsung terlihat karakter pantang menyerah wanita tersebut pada line ke-4. Pada stanza 2 sampai stanza 7, menggambarkan kepercayaan diri yang begitu tinggi pada wanita tersebut, sehingga tak ada yang mampu menjatuhkan dan menghinanya. Bagaimana ia tetap akan terus bangkit tanpa peduli seberat apapun rintangan yang akan dihadapinya.
Lalu bagaimana puisi ini dapat menginspirasi para keturunan Afrika-Amerika? Menurut Malva Prime Leveler Sylvestrisa, seorang mahasiswa Sastra Inggris Universitas Andalas, Maya Angelou menggunakan privilege yang dimilikinya sebagai seorang aktris dan penyanyi untuk menuliskan kisahnya ke dalam puisi. Sehingga dapat mewakili ras kulit hitam lainnya yang tak memiliki kesempatan untuk menyuarakan rasisme yang mereka alami. Ditambah menurut Maulia Rafli Ahmad, yang juga merupakan mahasiswa dengan jurusan dan universitas yang sama dengan Malva, gaya penulisan puisi Maya Angelou jelas dan langsung sehingga pembacanya bisa dengan mudah memahami maksud dari puisinya.
Terlihat pada 2 stanza terakhir, I am a black ocean line ke-33 merujuk pada kaum kulit hitam dimana Maya Angelou menggambarkan dengan jelas bahwa wanita yang penuh semangat dan percaya diri itu merepresentasikan kaum Afrika-Amerika kulit hitam yang berjuang sudah berjuang melawan rasisme, Pada 2 stanza terakhir ini juga Maya Angelou berkali-kali mengulang frasa I rise dan secara jelas menyebutkan bagaimana kaumnya bangkit dari sejarah yang kelam.
Begitu dalam makna yang Maya Angelou sisipkan pada puisi “Still I Rise” tersebut dalam merepresentasikan perjuangannya dan para kaum kulit hitam lainnya. Mengingat betapa beratnya kehidupan Maya Angelou sebagai seorang African American yang hidup di tengah mayoritas kulit putih, Zalikha Marsya yang juga merupakan seorang mahasiswa Sastra Inggris Universitas Andalas, menyampaikan rasa kagumnya terhadap Maya Angelou. “Menurutku dia keren karena berani melawan childhood traumanya dan menyuarakan suara kaumnya. Apalagi melalui puisi “Still I Rise” dia terlihat sangat bangga dengan identitasnya sebagai orang ras kulit hitam walaupun sering didiskriminasi waktu itu” ucap Zalikha. Tak dapat kita pungkiri puisi karya Maya Angelou ini dapat menginspirasi dan memotivasi kaum ras kulit hitam bahkan sampai saat ini.
0 Comments