Sampai Kapan Dunia Abai Pada Gaza?

Oleh: Rengganis Santika

IMPIANNEWS.COM

Suara untuk Gaza Palestina perlahan mulai surut tak lagi nyaring bahkan nyaris menghilang.  Perhatian Dunia atas genosida dan kekejaman Israel pun semakin pudar. Dunia mulai abai melupakan  apa yang menimpa saudara-saudara kita di gaza. Pada saat yang sama Israel bersama Amerika terus menggempur gaza tanpa ampun. Kemana nurani kemanusiaan dunia?? Kemana kaum muslimin?? Sampai kapan kalian abai? Merasa cukup dengan menderaskan do'a menyumbang sedikit uang diantara banyak kebutuhan kita didunia. Atau merasa cukup dengan memboikot produk Israel. Sampai hari ini Gaza menjadi ladang pembantaian digempur dihabisi!!

Hampir Setahun Genosida Di Gaza....Dunia Abai, Diam Tak Berdaya!

Sejak 7 oktober 2023 "Badai Aqsa", Gaza dibombardir tanpa ampun oleh Israel laknatullah.  Berita yang dilansir dari Gaza (ANTARA) - Pasukan Israel telah mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, dan menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" wilayah kemanusiaan terus menyusut  hingga akhirnya, pada Agustus 2024 kemarin,  hanya bersisa 35 kilometer persegi, atau 9,5 persen dari total wilayah Gaza. Dari Zona tersebut hanya mencakup sekitar 3,5 persen dari area pertanian, layanan dan komersial, yang kemudian mempersempit ruang tempat warga sipil berlindung. 

Berkurangnya zona aman yang terus berlangsung makin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza,  krisis pangan. Meski resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera namun tak berarti apa-apa, kini lebih dari 40.200 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93 ribu luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat, obat faskes teramat sangat minim. Data dari CNBC Indonesia 23 August 2024  Tenda-tenda yang menampung pengungsi Palestina memadati pantai dan garis pantai Mediterania di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah, PBB jmengabarkan perkembangan terkini di Gaza, Palestina, setelah serangan Israel. Kamis (22/8/2024). Mengutip Associated Press, pejabat tinggi kemanusiaan PBB, saat ini Israel telah mengungsikan 90% dari 2,1 juta penduduk.  Penduduk Israel sendiri mengalami strees padahal pengungsi Gaza jauh lebih buruk.

Nasionalisme Kapitalisme Mematikan Rasa Kemanusiaan

Nurani kemanusian sebagian besar warga dunia mungkin masih ada tapi tak berdaya berbuat apa-apa. Mulut dan tangan ini jadi tak kuasa, terbelenggu sekat-sekat semu negara bangsa atau nasionalisme. Klaim "jangan ikut campur urusan dalam negri masing-masing" telah mematikan rasa kemanuiaan dan kepedulian. Ditambah penerapan ideologi Kapitalisme yang menjadikan dominasi dunia atas materi dan kekuasaan telah membunuh jutaan jiwa diseluruh Dunia dengan berbagai cara. Hal ini menjadi bukti sistem dunia hari ini adalah sistem yang jahat.  

Para pemimpin Aram di negri-negri muslim tak peduli, bahkan mereka adalah antek AS, musuh Islam. Pemimpin Arab abai pada kondisi gaza demi eksistensi kekuasaan dan materi karena didukung adidaya AS. Ini mencerminkan rusaknya kepemimpinan dunia islam.  Genosida di Gaza adalah perang ideologi. Sayangnya ideologi Islam  baru diemban oleh individu dan belum diemban oleh negara.  Karena itu fakta yang melawan adalah muslim palestina dan individu yang berideologi islam seperti Hamas bukan negara. Padahal perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara yang juga memiliki kekuatan adidaya. Palestina akan menang bila umat islam bersatu inilah hal yang paling ditakuti musuh-musih islam yaitu AS dan sekutunya, juga Israel dan para pemimpin Arab yang menjadi antek penjajah. 

 Tegaknya Khilafah Adalah Kebutuhan Mendesak

Dunia Islam tak bisa lagi berharap pada para pemimpin Arab. Aksi boikot, unjuk rasa bukan tak ada gunanya namun bukan solusi tuntas mengakhiri kekejaman israel yang didukung AS sebuah negara adidaya  yang mengemban ideologi kapitalisme. Maka menjadi suatu hal yang logis bahwa perlawanan menghentikan penjajahan israel yang telah berlangsung selana 75 tahun ini, haruslah menempuh ikhtiar yang sebanding. Apple to apple, senjata lawan senjata. Islam memiliki kekuatan jihad.  Sungguh untuk menghentikan kepongahan dan arogansi AS. Dunia islam butuh negara adidaya berideologi islam, yaitu khilafah yang akan mendorong adanya jihad.  

Tegaknya Khilafah adalah kebutuhan mendesak ditengah kebuntuan solusi untuk Palestina. Namun tegaknya khilafah bukan seperti fakta ISIS kemarin. Tapi khilafah yang mengikuti metode kenabian, membutuhkan kesadaran yang sama, di tengah umat. Umat islam yang mencapai 2 milyar harus bersatu. Bukankan Allah swt menyeru bahwa Al muslimuna ikhwah (kaum muslimin bersaudara), Al muslimuna kal jasadi (kaum muslimin bagai satu tubuh) muslim umatan wahidah (muslim umat yang satu). Upaya penyatuan dan tumbuhnya kesadaran tentu tidak tiba-tiba butuh upaya dakwah. Oleh karena itu keberadaan kelompok dakwah ideologis sangat dibutuhkan, guna membangun kesadaran ini. Setiap muslim, siapapun apapun profesianya jadilah bagian dari perubahan dan perjuangan tegaknya syariat islam secara kaffah, wallahu 'alam 

"

Post a Comment

0 Comments