Islam Mampu Menjaga Kewarasan Mental Ibu

Oleh: Rina Karlina

IMPIANNEWS.COM

Secara fitrahnya, Ibu adalah seorang wanita yang mengandung, melahirkan, serta pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dia adalah pembuka do'a untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Ibu adalah seseorang yang sangat peduli kepada anaknya dalam kondisi apapun. 

Lain fitrah lain fakta dalam kondisi sistem saat ini. Himpitan ekonomi membuat hati nurani ibu menjadi rusak. Seperti halnya kasus yang sedang ramai di sosial media. Seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) ditangkap karena menjual bayinya Rp 20 juta melalui perantara di Jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Medan AKP Madya Yustadi mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Selasa (6/8/2024). 

Mulanya, petugas mendapatkan informasi dari warga. Bahwa akan ada transaksi jual beli bayi di rumah sakit daerah Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. "Jadi SS ini kan baru melahirkan dan infonya mau transaksi di rumah sakit. Setelah itu kami lakukan penyelidikan, ternyata transaksinya di Jalan Kuningan," kata Madya kepada Kompas.com melalui saluran telpon pada Rabu (14/8/2024). Setibanya di Jalan Kuningan, petugas menemukan seorang ibu berinisial MT (55) sedang menggendong bayi SS. MT menjadi penumpang becak motor dan bertemu dengan dua ibu-ibu di lokasi, inisial Y (56) dan NJ (40), warga Kecamatan Delitua. "Di situ lah kami menangkap 3 pelaku, lalu berlanjut ke SS di kediamannya di Kota Medan. Peran MT ini sebagai perantara sedangkan T dan NJ adalah pembeli bayi," ucapnya. "SS menjual bayinya Rp 20 juta dan MT rencananya diupah Rp 3 jutaan. Alasan SS karena kesulitan ekonomi. Sementara si pembeli bayi ini karena memang belum memiliki anak," sambungnya. (KOMPAS.com , 14 agustus 2024)

Ibu hamil maupun ibu menyusui sangat membutuhkan supporting sistem yang cukup dari suami dan keluarganya. Namun karena himpitan ekonomi menjadikan suami dan keluarga mengabaikannya, sehingga mengakibatkan hilangnya akal sehat dan matinya naluri keibuan. Maka supporting sistem tersebut tidak berjalan dengan baik. Kurangnya keimanan juga menjadi salah satu faktor hilangnya naluri seorang ibu, karena tidak kuatnya menanggung beban berat yang dia hadapi. Bahkan bisa mengalami hal yang lebih buruk pada sang ibu yaitu Baby Blues. Banyaknya waktu ibu dirumah membuatnya kesulitan untuk selalu bisa dalam kondisi yang nyaman. 

Ibu juga merupakan seseorang yang senantiasa diharapkan kehadirannya oleh anak-anaknya. Maka dari itu pentingnya menjaga mental ibu karena anak-anak lebih dekat dan lebih banyak waktu dengan ibunya. Ibu akan menjadi panutan bagi anak-anaknya, tentunya dengan bekal pengetahuan yang cukup karena ibu akan menjadi pendidik putra-putrinya untuk menjadi manusia yang berguna dimasa yang akan mendatang. Maka tidaklah berlebihan apabila Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam memberi penghargaan terhadap kaum ibu, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imam Ahmad, bahwa Rasulullah bersabda: "Surga itu berada di bawah telapak kaki para ibu.

Banyaknya kasus yang serupa terjadi ditengah-tengah masyarakat mencerminkan gagalnya sistem pendidikan membentuk pribadi dan masyarakat yang takwa. Peran masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi mental ibu. Sikap dan ucapan yang baik terbukti bisa membantu menjaga kewarasan ibu untuk tetap dalam kondisi stabil. Ketika rasa kasih sayang tidak didapatkan dirumah, maka bergaul dan berbaur dengan masyarakat menjadi obat sementara untuk bisa menjadi penghibur. Tetapi jika keluarga dan masyarakat tidak kompak dalam memberikan perlakuan yang baik kepada sang ibu, maka tidak menutup kemungkinan anaknya bisa menjadi korban kekerasan dari matinya naluri sang ibu. Astaghfirullah .

Abainya negara dalam mewujudkan kesejahteraan juga berperan termasuk dalam penyediaan lapangan pekerjaan  bagi suami. Hal ini erat dengan sistem ekonomi yang diterapkan saat ini. Banyaknya suami yang menganggur membuat hubungan antara suami istri semakin memburuk. Padahal suami wajib memastikan tercukupinya kebutuhan istri dan anak dengan memberikan dukungan moril dan materil. Namun faktanya hal itu sulit untuk didapatkan. Negara harus bertanggungjawab dalam menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya agar para suami mampu menafkahi tanggungannya. Sudah selayaknya negara menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat secara optimal.

Islam menetapkan peran negara sebagai raa'in (pengurus), kesejahteraan menjadi kewajiban negara untuk mewujudkannya. Dalam pandangan Islam ada beberapa point untuk bisa menjaga kewarasan seorang ibu, diantaranya :

1. Memperkuat keimanan. Menjadi pondasi agama sebagai rem dalam melakukan suatu perbuatan.

2. Peran keluarga. Bertanggungjawab dalam merawat ketakwaan semua anggota keluarga dan memastikan ketaatan terhadap syari'at Islam.

3. Kepedulian masyarakat. Ada kewajiban saling membantu dan saling meringankan beban orang lain. Sebuah Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membantu seorang Muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang Muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”.

4. Jaminan kesejahteraan oleh negara. Seorang pemimpin harus menjamin kesejahteraan rakyat. Rasulullah berpesan yang artinya “Pemimpin (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Sungguh indah jika point-point tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, tapi disistem saat ini yang jauh dari Islam sangatlah mustahil untuk bisa terlaksana. Maka jalan satu-satunya agar bisa terwujud kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat adalah dengan diterapkannya sistem Islam dimuka bumi.

Wallahu'alam bi shawab

Post a Comment

0 Comments