Oleh : Diana Stephani
IMPIANNEWS.COM
Siswa sekolah menengah atas (SMA) di Klaten, Jawa Tengah meninggal tersetrum saat diceburkan ke kolam oleh teman-teman di hari ulang tahun pada Senin (8/7/2024). Korban diketahui sebagai ketua OSIS di sekolahnya. Peristiwa tragis ini berawal saat korban dan anggota OSIS lainnya berkumpul di sekolah untuk persiapan lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa pada 25 Juli 2024. Usai pertemuan, salah satu teman mengetahui bahwa korban sedang berulang tahun. Untuk merayakaannya, korban ditaburi tepung setelah makan siang dan shalat dhuhur.
Saat keluar dari kamar mandi, korban kemudian dibopong oleh teman-temannya untuk diceburkan ke kolam sedalam tiga meter yang ada di sekolah. Tanpa sepengetahuan mereka, kolam tersebut ternyata teraliri arus listrik. Diduga FN yang tak bisa berenang, menarik kabel untuk pegangan hingga akhirnya tersetrum. "Lalu di kolam (FN) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian nginjak setrum itu, katanya (FN) kram, padahal kesetrum,” kata Kapalsek Cawas, Iptu Umar Mustofa. Melihat kondisi FN, beberapa temannya berusaha menolong, tapi mereka juga ikut tersetrum. Melihat itu, salah satu rekan korban yang lan berusaha mematikan sakelar listrik yang ada.
Miris memang, tren merayakan ulang tahun dengan kejutan marak dikalangan remaja dari masa ke masa. Kejutan ulang tahun dianggap sebagai eksistensi diri kepada sahabat atau orang terdekat, agar ia dipandang sebagai orang yang peduli dan perhatian. Namun mirisnya, saat ini suprise ulang tahun itu sampai kepada merenggut nyawa.
Tentu hal itu harus menjadi perhatian bagi kita. Hal ini menunjukkan bahwa generasi saat ini seringkali berbuat spontan tanpa memperhatikan dampak apa yang akan terjadi ketika perbuatan itu dilakukan. Hal itu mengindikasikan bahwa remaja/generasi saat ini tidak lagi memiliki kaidah berfikir yang benar dalam mempersiapkan sebuah keputusan/perbuatan.
Dalam sistem sekuler kapitalis, generasi demikian wajar adanya. Karena mereka dijauhkan dari agama yang memiliki bahkan mendidik pola berfikir yang benar. Dalam kapitalis sekuler yang benar adalah materi dan uang. Kepedulian kepada sesama hanya dilihat dari aspek-aspek materi. Bahkan sangat jauh dari pola berfikir yang benar, apalagi dari pola berfikir Islam.
Larangan merayakan ulang tahun dalam Islam tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an atau Hadis, namun beberapa ulama menganggap perayaan ulang tahun termasuk bid'ah karena tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya. Apalagi sampai terjadi kemadhorotan sampai terjadi korban jiwa.
Lebih dari itu, para remaja sebaiknya belajar kembali Islam secara mendalam. Agar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah di hadapan Allah. Agar tolak ukurnya bukan lagi materi semata. Melainkan pandangan yang hakiki. Dimana kita mengikuti syariat Islam, maka disanalah selalu ada kemaslahatan.
Wallahu a'lam
0 Comments