Oleh : Ummu Syifa
IMPIANNEWS.COM
Proyek bendungan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air dengan dibuat saluran irigasi.
Butuh pengelolaan dan penanganan yang baik dari pihak pemerintah sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Melihat kondisi yang ada sungguh jauh dari harapan masyarakat, seperti yang di lansir dari PR GARUT - Proyek ambisius Bendung Copong yang menelan anggaran senilai Rp495 miliar dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) nampak terbengakalai dan tidak berfungsi. Saat ini, saluran irigasi hanya dipenuhi semak belukar dan tumpukan sampah.
Kondisi itu, dikeluhkan oleh warga yang lokasinya tidak jauh dari saluran irigasi. Pasalnya, dari pertama dibangun sampai saat ini, warga Garut belum bisa menikmati manfaat secara maksimal dari hasil proyek yang hampir menelan anggaran setengah triliun tersebut.
Seorang warga Banyuresmi, Risman (42) mengaku dari mulai pembangunan hingga sekarang dirinya belum bisa merasakan manfaat adanya bendungan copong yang saluran irigasinya melintas di dekat rumahnya. "Jangankan manfaatnya, malahan tiap musim hujan malah waswas karena kerap menerima kiriman Cileuncang. Hingga kalau musim kemarau datang sampah kerap menumpuk di saluran irigasi," ujarnya, Rabu 22 Mei 2024. Riswan berharap, ada perbaikan dan evaluasi lagi dari pihak terkait agar anggaran yang sudah dikeluarkan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Proyek bendung Copong sebagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui kementrian PUPR untuk memenuhi kebutuhan irigasi nyatanya nyaris tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat disekitarnya, malah dipenuhi semak belukar dan sampah. Ini merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalisme sekuler. Sistem tersebut memiliki visi dan misi yang kabur ketika mengurusi rakyat. Tabiat aslinya yaitu materi, terlihat dari banyaknya dana yang dipakai tapi jauh dari manfaat sehingga akibat penerapannya jauh dari pengurusan yang ideal.
Dalam hal ini pemerintah terkesan memberi solusi tapi minim pelayanan malah berdampak menimbulkan bencana dan pencemaran lingkungan.
Melihat dalam catatan sejarah berkaitan dengan teknik irigasi sudah dikenal saat peradaban di timur tengah begitu menggantungkan hidupnya pada sungai - sungai besar seperti Nil, Tigris dan Efrat.
Ketika Khilafah Islam menjadi kekutan dunia kota - kota dibawah kekuasaannya menjadi metropolis. Tampak sistem irigasipun sangat canggih guna memenuhi kebutuhan air rakyat yang saat itu sudah mulai berkembang pesat, sistem irigasi yang ada mulai diperluas.
Tampak pula, para penguasa muslimpun memperbanyak pembangunan kanal. Sehingga kota - kota Islam di masa itu dikenal sebagai era keemasan tak pernah mengalami kekurangan suplai air untuk kehidupan sehari - hari maupun untuk pertanian serta perkebunan.
Sistem irigasi yang dikembangkan di dunia Islam mengandung aspek teknologi dan sosiologi yang menarik. Untuk membangun sebuah jaringan dan sistem irigasi yang amat luas, para insyinyur muslim terdorong untuk mengembangkan beragam teknologi. Teknik irigasi menjadi salah satu objek yang sangat vital.
Begitu luar biasa hasil penerapan sistem Islam. Sebaik - baiknya sebuah sistem tidak ada yang mampu menandingi. Berpihak pada rakyat dengan pengurusan yang penuh maslahat dengan visi dan misi yang jelas sesuai apa yang telah Rosulullah saw contohkan. Wallahu a' lam
0 Comments