Oleh: Annisa Zahratul Jannah (Mahasiswa)
IMPIANNEWS.COM
Program Moderasi Beragama terus disosialisasikan oleh berbagai pihak hingga masuk ke dunia pendidikan. Tidak hanya ke madrasah-madrasah, tetapi sudah merambah ke sekolah-sekolah umum, dari mulai TK (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan universitas. Seperti halnya pada hari Selasa, 19 Maret 2024, Forum Santri Jawa Barat (FSJB) bersama Forum Penggerak Moderasi Beragama dan Pemuda Sapu Bersih Hoaks, menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama yang diselenggarakan di kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertemakan “Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan”. Ketua Pelaksana, Resta Nugraha mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan antara sesama pemeluk agama di Kabupaten Bandung, terutama di masa bulan suci Ramadan. (GALAMEDIANEWS, 19/03/04).
Kita tentu setuju bahwa perdamaian, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama di negeri ini harus terus dirawat dan dipertahankan. Oleh karena itu, segala kemungkinan yang bisa merusak perdamaian, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama harus dijauhkan. Meski begitu, solusinya bukanlah dengan mengembangkan moderasi agama atau sikap beragama secara moderat. Pasalnya, istilah ‘moderasi agama’, ‘beragama secara moderat’, atau bahkan ‘Islam moderat’ adalah istilah yang cenderung rancu, tidak jelas, dan berpotensi merugikan Islam dan ajarannya. Ide moderasi Islam ini pada dasarnya adalah bagian dari rangkaian proses sekularisasi pemikiran Islam ke tengah umat yang diberi warna baru. Ide ini menyerukan bahwa semua agama sama dan mengajak untuk membangun Islam inklusif (yang bersifat terbuka), toleran terhadap agama lain, dan menyusupkan paham bahwa semua agama benar, padahal sudah sangat jelas bahwa Allah Swt. telah menegaskan,
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ
“Sungguh agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran [3]: 19)
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
“Siapa saja yang mencari agama selain Islam sekali-kali tidaklah akan diterima dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran [3]: 85)
Berdasarkan ayat-ayat ini, Allah Swt. telah sangat tegas menyatakan bahwa agama yang benar dan mulia di sisi Allah hanyalah Islam. Apalagi adanya celaan yang bersifat pasti bahwa tidak akan diterima agama selain Islam dan mereka tidak akan selamat di akhirat kelak. Dari sini bisa kita dapati bahwa penganut Islam moderat memberlakukan toleransi melampaui batas yang telah digariskan oleh Islam. Bahkan murtadnya seseorang ataupun menjadi atheis dianggap sebagai hak individu. Sangat jelas ide ini bertentangan dengan akidah Islam.
Sebagai seorang muslim, kita perlu menyadari kekeliruan Islam moderat dan bahayanya kepada diri sendiri. Tanamkan pada diri kita bahwa hanya Islam agama yang diridai Allah. Hanya dengan Islam kita akan mendapat keberkahan di dunia dan akhirat. Tidak ada agama serta sistem kehidupan yang benar kecuali Islam. Siapa pun yang mencari selain Islam, amalnya akan sia-sia dan di akhirat pun akan merugi (QS Ali Imran [3]: 85). Lalu pelajari juga Islam sebagai ideologi, bukan sekadar ilmu pengetahuan. Dengan hal ini, seseorang akan terikat dengan syariat Islam secara keseluruhan (kafah), dan dengan terikat pada syariat Islam, ia akan mampu menilai baik-buruk berdasarkan ajaran Islam serta jauh dari pemikiran-pemikiran berbahaya lainnya. Kemudian, terus ajarkan dan sebarkan Islam, sehingga akan terbentuk masyarakat atau negara berpemahaman Islam yang senantiasa melindungi individunya dari marabahaya termasuk juga pemikiran yang berbahaya.
0 Comments