Oleh : Nabia
IMPIANNEWS.COM
Alhamdulillah. Ramadhan baru saja berlalu. Puasanya telah selesai kita lakukan. Shalat tarawihnya pun sudah usai kita laksanakan. Di satu sisi tentu kita bergembira. Di sisi lain kita bersedih. Gembira karena merayakan “Hari Kemenangan”. Idul Fitri. Sedih karena kita meninggalkan Ramadhan sebagian bulan yang penuh dengan kebarkahan, ampunan dan rahmat Allah SWT.
Puasa Ramadhan sudah seharusnya berbekas dalam diri. Kembali suci saat tiba Idul Fitri. Kembali tunduk dan patuh kepada Ilahi. Bukan kembali mengotori diri dan ingkar kembali. Karena itu Hari Raya bukanlah diperuntukkan bagi mereka yang memiliki segala hal yang serba baru. Baju baru, perhiasan baru, kendaraan baru, atau rumah baru. Hari Raya hanya layak dipersembahkan kepada mereka yang ketaatanya 'baru' (bertambah). Dalam bahasa sebagian ulama dinyatakan:
لَيْسَ الْعَيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيدَ إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيدُ
Hari Raya bukanlah untuk orang yang mengenakan segala sesuatu yang serba baru Hari Raya hanyalah untuk orang yang ketaatannya bertambah.
Salah satu definisi takwa yang sebenamya dinyatakan oleh Imam al-Hasan. Kata Imam Thabari di dalam tafsirnya, kaum yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa takut terjerumus pada apa saja yang telah Allah haramkan atas mereka dan menunaikan apa saja yang telah Allah wajibkan kepada mereka (Ath-Thabari, Jaami al-Bayaan fii Ta wiil al- Qurlaan 1/232).
Orang yang bertakwa tentu selalu berhati- hati dalam hidupnya. Sebabnya, ia khawatir bahkan takut akan terjatuh pada segala perkara yang haram. Tentu karena setiap keharaman yang dilakukan pasti menuai dosa. Setiap dosa bakal mengundang ancaman Allah SWT di akhirat berupa azab-Nya. Inilah yang ditakutkan orang yang bertakwa.
Satu-satunya jalan untuk meraih ridha-Nya tidak lain adalah takwa. Muslim yang bertakwa tentu Muslim yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjauhi maksiat kepada-Nya Saat setiap hari seorang Muslim mampu untuk selalu taat dan menjauhi maksiat, saat itulah hari rayanya yang sesungguhnya.
Karena itu marilah kita berhari raya. Bukan setiap tahun sekali. Pada setiap Idul Fitri. Namun, setiap hari. Tentu saat kita di dalamnya sanggup tak banyak bermaksiat kepada Allah SWT. Semoga kita tidak sekadar menjadi bagian dari Generasi "Ramadhani", yakni generasi yang bertakwa hanya saat Bulan Ramadhan saja. Namun, kita benar-benar menjadi bagian dari Generasi "Rabbani". Itulah generasi yang senantiasa bertakwa kepada Allah SWT sepanjang hayat. Wallahu a’lam bishowab
0 Comments