(Mahasiswa)
IMPIANNEWS.COM
Mengutip CNBC Indonesia, harga minyak mentah dunia dibuka bervariasi pada perdagangan Rabu (11/10/2023) karena kekhawatiran konflik berkelanjutan Hamas-Israel. Indonesia sebagai negara net importir terkena dampak pergerakan harga tersebut.
Salah satu dampak tersebut harga produk BBM non subsidi per 1 Oktober 2023 mengalami penyesuian. Baik PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR maupun Vivo Energy Indonesia kompak menaikkan harga BBM non subsidi per 1 Oktober 2023. Dilansir dari tribunnews.com, Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), mengatakan sudah seharusnya harga BBM Umum disesuaikan. "Salah satunya harus menyesuaikan dengan komponen harga dasar BBM, termasuk fluktuasi harga minyak dunia. Itu hal yang wajar agar tak menimbulkan kerugian bagi perusahaan penyedia BBM, khususnya PT Pertamina (Persero)," kata Ali, Minggu (1/10/2023).
Kenaikan BBM ini juga berdampak pada inflasi. Melansir ketik.co.id, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bensin menjadi penyumbang kedua terbesar inflasi month-to-month, dengan andil inflasi sebesar 0,6 persen. Adapun base effect yang mewarnai inflasi tahunan dari September 2022 sampai Agustus 2023, yang diakibatkan kenaikan harga BBM pada September 2022 telah berakhir. Namun, dampak kenaikan BBM Oktober 2023 masih perlu diperhatikan ke depannya.
Kenaikan harga BBM yang berulang dari waktu ke waktu serta sumbangannya pada inflasi, seolah menunjukkan ketidakberdayaan pemerintah. Padahal Indonesia adalah satu dari sekian negara yang memiliki cadangan migas melimpah di dunia. Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) mencatat potensi minyak di Indonesia mencapai 4,2 miliar barel (cnbcindonesia.com). Sayangnya, banyak dari lapangan migas belum tereksploitasi mandiri, khususnya di laut-laut lepas karena biaya eksplorasi dan eksploitasi yang begitu besar. Kebutuhan minyak dalam negeri tidak bisa terpenuhi mandiri, sehingga impor pun menjadi solusi.
Untuk mengelola kekayaan Indonesia, malah diadakan liberisasi migas. Hal ini membuat Indonesia semakin tak berdaya, karena swasta yang menguasai hulu hingga hilir pengelolaan migas. Jika sudah dikuasai swasta, maka negara hanya mendapat sedikit keuntungan. Terbukti, pemasukan APBN dari pengelolaan SDA sangat kecil. Sebut saja perusahaan ExxonMobil Cepu Ltd, sebuah perusahaan minyak yang memiliki kapasitas produksi terbesar di Indonesia. Bayangkan seberapa besar keuntungan yang didapat ExxonMobil sejak tahun 1912. Andai saja dikelola mandiri, tentu semua keuntungan akan bisa dinikmati rakyat.
Minyak bumi sejatinya adalah kekayaan milik umum yang dapat diakses oleh siapapun dengan murah, bahkan gratis. Campur tangan korporat dan pasar dunia terhadap harga BBM, sesungguhnya tak terelakkan dalam pemerintahan saat ini. Kebijakan pemerintahan kapitalis selalu mencari keuntungan di atas kebutuhan rakyatnya. Pengelolaan mandiri sumberdaya minyak hanya menjadi wacana, sebab prioritas kapitalisme adalah melanggengkan kepentingan pengusaha. Terbukti sejak UU Migas 2022 disahkan, semakin banyak perusahaan yang menguasai minyak di Indonesia.
Sementara itu di dalam Islam, pengelolaan dan distribusi minyak bumi wajib dilakukan langsung oleh negara untuk dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat, tanpa mengejar keuntungan kapitalistik. “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Hasil pengelolaan minyak bumi secara mandiri ialah ketersediaan BBM terjamin, dengan harga murah, bahkan gratis. Negara boleh memberi harga BBM kepada rakyat sebatas sebagai ganti operasional semata, tidak dikomersilkan. Sehingga, kebutuhan BBM rakyat akan terpenuhi tanpa harus ekspor, dan tidak akan terpengaruh gejolak harga minyak dunia.
Negeri-negeri muslim telah Allah Swt. berkahi dengan kekayaan sumberdaya yang melimpah. Problem pengelolaan minyak bumi hanya dapat diselesaikan jika diterapkan syariat Islam secara kaaffah melalui Negara Islam. Jika negara tunduk sepenuhnya pada syariat Islam, termasuk pengelolaan SDA-nya, bukan hanya kebutuhan dalam negeri saja yang terpenuhi, melainkan juga keberkahan dari langit dan bumi akan Allah curahkan. Allah SAW. berfirman:
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-A'raf: 96)
0 Comments