Oleh : D.leni Ernita
IMPIANNEWS.COM
Jakarta - Penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) jadi sorotan publik. Pelaku penembakan, Mustopa NR (60 tahun) disebut pernah mengumpulkan penduduk desa dalam rangka mendeklarasikan diri sebagai wakil nabi. Peristiwa itu dilakukan di sebuah desa di Lampung pada tahun 1997 silam, usai dirinya bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.
“Bahwa tahun ’97 menurut keterangan istri dan warga sekitar, yang bersangkutan pernah mengumpulkan warga sekitar dan tokoh agama di rumahnya yang bersangkutan,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (5/5).
Dalam deklarasinya tersebut, kata Hengki, Mustopa NR meminta penduduk mengakui bahwa dirinya adalah wakil nabi. Adapun orang-orang yang diundang di kediamannya tersebut, yaitu mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ustadz. Setidaknya ada sekitar 20 orang yang diundang untuk menyakini apa yang disampaikan dirinya.
Namun deklarasi Mustopa NR diabaikan oleh para penduduk yang diundang. Kemudian masyarakat pun memilih untuk membubarkan diri dan tidak menanggapi seruan Mustopa NR. Upaya Mustopa NR untuk mendapatkan pengakuan dari umat Islam pun tidak berhenti. Dia juga beberapa mengirim surat pengakuan bahwa dirinya adalah wakil ke MUI.
Deklarasi yang Mustopa sampaikan jelas menunjukkan adanya fenomena krisis akidah.
Mimpi bertemu Rasulullah Saw memang mungkin saja terjadi pada orang-orang yang saleh, tapi jika mimpi tersebut kemudian menjadi dalih bahwa seseorang dapat menjadi "Wakil Nabi, itu pernyataan nyeleneh tentu saja bertentangan dengan akidah Islam.
Disamping itu tidak ada satu pun indikasi dalam Al-Quran maupun Sunah yang menyatakan bahwa Rosulullah SAW memiliki wakil pada akhir zaman, dalam rangka membantu peran beliau sebagai Nabi dan Rasul.
Kejadian yg cukup menghebohkan sisi keagamaan kita.Kejadian ini yang cukup muncul ke media sosial yang akhirnya pro dan kontra di masyarakat.
Kemunculan aliran-aliran keagamaan di Indonesia yang di pandang tidak sejalan dengan keyakinan pokok umat Islam, tidak terlepas karena dangkalnya akidah dan pengetahuan sebagaian umat Islam.
Sehingga secara bersamaan jika ada upaya pendangkalan akidah umat Islam adalah karena tidak suka dengan perkembangan Islam.
Dalam alam sekuler, dangkalnya akidah sekaligus upaya desakralisasi Islam akan terus berpeluang terjadi. Munculnya orang-orang serupa pengaku “wakil nabi” bukanlah yang pertama terjadi. Suasana kehidupan sekuler meniscayakan tumbuh suburnya cara berpikir serba bebas (liberal). Pemikiran liberal bahkan akan selalu mendapatkan ruang kendati pemikiran tersebut merusak umat.
Kondisi ini jelas membuat upaya pembelaan terhadap Islam juga mengalami krisis. Padahal, Islam wajib dibela dan keyakinan untuk membela Islam ini mampu menumbuhkan konsekuensi akan adanya penjagaan akidah Islam secara sistemis. Ini bukan lagi ranah perdebatan karena Islam adalah aturan yang mulia, tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi daripada Islam.
Rasulullah saw. bersabda, “Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari pada Islam.” (HR Baihaqi).
Hal ini makin tegas dengan adanya firman Allah Taala dalam ayat, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).
Hendaklah kita mengingat dan merenungi nasihat Abu Bakar ra. Ketika Rasulullah saw. wafat, “Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Muhammad saw., maka Muhammad sekarang sudah wafat. Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha Hidup tidak wafat, dan beliau lanjutkan ‘Sesungguhnya engkau akan mati, dan sesungguhnya mereka pun akan mati pula’ dan membaca ayat ‘Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur’. Beliau (Abu Bakar) kemudian berkata, ‘Maka mulai terdengar isak tangis para sahabat yang lain…’” (HR Bukhari).
Inilah peran strategis yang dilakukan oleh Abu Bakar ra. selaku khalifah pengganti Rasulullah saw.. Masa pemerintahan beliau yang singkat, sangat urgen dalam menjaga kelurusan akidah kaum muslim setelah Rasulullah saw wafat, termasuk ketika beliau menurunkan pasukan dalam Perang Yamamah untuk memerangi Musailamah al-Kadzdzab (laknatullah) yang mengaku sebagai nabi serta berusaha memberontak kepada Daulah Islam dengan Angkatan bersenjatanya”
Islam bukan hanya sekedar agama, tapi Islam juga adalah sebuah ideologi, maka ketika agama adalah sebuah ideologi akan senantiasa muncul dari agama Islam ini aturan kehidupan. Dan ketika ada keinginan dari umat untuk diterapkan ideologi Islam ini, maka Ideologi yang saat ini sedang bercokol menguasai negeri-negeri yang ada di dunia yaitu Ideologi Kapitalisme tidak akan tinggal diam, mereka akan senantiasa berusaha menggagalkan usaha umat islam yang berusaha menegakkannya.
Dengan berbagai cara masuk merusak pemikiran, perasaan dan aturan umat agar umat dijauhkan dari Islam dan di dekatkan dengan ideologi kapitalisme ini.
termasuk bagaimana mereka terus merusak aqidah umat dan mengaburkan ajaran2 Islam Tentu saja hal ini menjadi ini tanggung jawab kita sebagai pengemban dakwah untuk mengembalikan umat pada ajaran Islam yang kaffah, karena pemimpin yang ada pada saat ini, kendati pun sudah banyak penodaan penghinaan dan ajaran2 nyeleneh nyatanya tak mampu mengatasi keadaan ini.
jelas selama aturan yang diberlakukan seorang pemimpin bukan berasal dari sebuah sistem aturan yang shohih yang berasal dari Allah SWT. niscaya tidak akan mampu megatasi kasus kasus yang nyeleneh saat ini.
karena nya jalan satu satunya adalah Bagaimana mengembalikan umat memahami ajaran islam dengan benar, yaitu wajib adanya dakwah islam kaffah(menyeluruh) ditengah tengah umat membersihkan pemikiran2 kufur/paham2 yang salah dengan pemikiran dan pemahaman Islam, berinteraksi dengan umat mengenalkan islam.sampai umat benar2 paham mempunyai pemikiran islam, perasaan islam dan secara sadar ingin di atur dengan aturan Islam.
Sehingga hanya dengan sistem islamlah aturan bermasyarakat dan bernegara akan tercipta kenyamanan dan kemuliayaan Islam akan terjaga.
Wallahualam bissawab
0 Comments