IMPIANNEWS.COM
Mantan seorang pekerja migran asal Indonesia mengaku mengalami penyiksaan kejam lebih dari delapan tahun lalu di tangan majikannya di Malaysia. Ia memberikan rincian penyiksaan yang ia alami selama delapan bulan.
Kesaksiannya didukung oleh laporan medis, dokumen pengadilan, cerita sejumlah tetangga, dan petugas kedutaan Indonesia di Malaysia yang melihatnya tak lama setelah diselamatkan. Putusan pengadilan menyebutkan korban dikirim sebagai "pembantu rumah tangga yang kemudian menyiksanya" yang menyebabkan dia harus dirawat di rumah sakit, termasuk penyiksaan fisik.
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono mengatakan, “ia tak tahu kapan ini akan berakhir karena korban terus berjatuhan, dari penyiksaan, gaji tidak dibayar, dan lain-lain”.
Di tengah ini semua, permintaan pekerja di sektor ini terus meningkat dan bahkan mencapai sekitar lebih dari 66.000 sampai Februari 2023, berdasarkan angka dari KBRI Malaysia.
Maraknya pekerja migran Indonesia (PMI) adalah buah dari kemiskinan dan sempitnya lapangan kerja didalam negeri. Kemiskinan yang membuat rendahnya keterampilan para pekerja migran, membuat lapangan yang tersedia adalah lapangan kerja tak layak. Kondisi ini membuat para PMI rentan dengan kekerasan. Dan dengan rendahnya posisi tawar di negeri lain, PMI pun mengalami berbagai penderitaan. Mirisnya pemerintah hanya mengupayakan berbagai perlindungan PMI tanpa berusaha menyelesaikan akar persoalan adanya PMI di banyak tempat tanpa mengupayakan agar di Indonesia mampu memperluas lapangan pekerjaan.
Kemiskinan di Indonesia terjadi karena kesalahan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem kapitalisme nyatanya justru perampasan SDA, yang mengolahnya seharusnya mampu membuka lapangan kerja yang banyak.
Islam memiliki sistem ekonomi yang mampu memberikan jaminan kesejahteraan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan yang luas. SDA yang banyak akan mampu menjadi sumber pemasukan negara untuk menyejahterakan rakyat. Rakyat tak perlu menjadi PMI untuk mencari sesuap nasi karena di negeri sendiri tersedia banyak lapangan pekerjaan.
0 Comments