Oleh : Nezha Hanifah, Suci Rahmadani, Angelina Roberto, Arifatul Husna, Annisa Farah Dila, dan Ratih Ilmi Putri
(Mahasiswa Psikologi UNAND)
IMPIANNEWS.COM
Hujan dengan intensistas yang tinggi terjadi sejak hari Jumat 11/11/2022 mengakibatkan banjir di Kota Padang dan menggenang di sejumlah titik. BMKG Sumatera Barat menganalisis hal ini disebabkan karena adanya anomali peningkatan suhu muka laut yang mengakibatkan banyaknya suplai air pada wilayah pesisir barat.
Salah satu lokasi yang menjadi daerah rawan terkena banjir adalah Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Secara geografis lokasi ini berdekatan dengan aliran sungai, sehingga apabila intensitas hujan tinggi air sungai akan meluap dan merendam pemukiman warga. Kerugian materil menjadi dampak signifikan dari seringnya terjadi banjir di daerah ini, seperti barang-barang yang terendam, furniture rumah yang lapuk, dan barang-barang lain hilang dibawa air. Selain dari segi materil, secara psikologis banyak warga yang masih merasakan stress dan juga cemas apabila intensitas hujan sudah mulai tinggi walaupun daerah ini seringkali terjadi banjir.
Defri (27) salah satu warga yang terdampak dengan kejadian banjir ini. “Banjir yang parah itu di kalau ga salah di 2016, banjirnya tinggi dari saya. Jadi saya sekeluarga harus mengungsi dan waktu itu barang yang dibawa ga ada karena udah panik karena mau selamatin diri dulu. Selain itu, di akhir tahun 2021 itu saya juga terdampak karena banyak dokumen yang hanyut”.
Wawancara degan Niasti (75) “Biasanya kalau tau akan ada banjir, itu info dari warga yang ada di daerah bawah yang dekat sungai. Kalau air sudah mulai meluap, kami mulai angkat barang yang bisa di angkat. Trus kalau di tepi jalan udah banyak mobil, itu tandanya udah mulai meluap air sungainya” ujarnya.
“Walaupun sudah jadi daerah langganan banjir, tetap saja kalau sudah mulai hujan deras saya merasa khawatir sekali bahkan sampai stress, karena daerah disini juga agak rendah kan. Ditambah lagi akhir-akhir hujan deras terus, nambah rasa was-was saya” ujar Yunidar (60)
Menyikapi hal tersebut, Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melakukan intervensi berupa pemberian psikoedukasi pengelolaan stress pasca banjir kepada penyintas banjir di derah ini. Psikoedukasi yang berikan berupa cara mengatasi kecemasan pasca banjir dan bagaimana 5 teknik pengelolaannya. Hal ini diberikan kepada warga dengan berbagai kalangan usia untuk menjaga kondisi kesehatan mental para penyintas banjir di Lubuk Buaya ini.
Psikoedukasi diberikan secara langsung kepada korban dari berbagai kalangan usia yang telah diwawancarai sebelumnya. Kemudian Mahasiswa Psikologi UNAND juga menyebar pamflet yang berisikan penjelasan umum terkait mencegah stress dan teknik pengelolaannya kepada masyarakat sekitar serta juga menempelkan pamflet di kantor Lurah Lubuk Buaya.
0 Comments