IMPIANNEWS.COM
Beberapa minggu terakhir, Kota Padang dilanda hujan deras dengan intensitas tinggi. Tingginya curah hujan tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat akan bencana alam yang dapat terjadi kapan saja, terutama bagi masyarakat yang memukim di daerah rawan bencana seperti lereng bukit yang berpotensi terjadinya longsor.
Pemerintah daerah menghimbau masyarakat yang tinggal dan melewati kawasan rawan bencana meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi, khususnya ketika hujan deras dengan intensitas tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatera barat melaporkan terjadinya longsor di beberapa lokasi akibat tingginya curah hujan yang melanda dalam beberapa minggu terakhir.
Salah satu lokasi yang menjadi titik rawan bencana longsor yaitu di kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang. Daerah tersebut telah terdampak bencana alam longsor pada awal September 2022. Hal tersebut menyebabkan kerugian materil dan menghambat akses jalan masyarakat. Selain itu, bencana juga berimbas terhadap kondisi psikologis warga setempat. Sebagai gambaran, dengan kondisi psikologis yang terguncang akibat syok mengalami longsor.
Merespon dampak bencana tersebut, sejumlah mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Andalas melakukan upaya pengurangan risiko bencana (PRB) secara psikologis terhadap masyarakat penyintas bencana longsor di Kelurahan Teluk Kabung Tengah (28/11/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari praktik lapangan pada mata kuliah Psikologi Bencana yang diampu oleh Ibu Septi Mayang Sarry, M. Psi. Psikolog dan Bapak Yantri Maputra, M.ed., PhD.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Irwanto (58) kepala keluarga penyintas bencana longsor di Kelurahan Teluk Kabung Tengah mengatakan longsor terjadi saat sekitaran waktu maghrib.
“Akibat longsor ini rumah rusak berat, yang pada saat itu kami sekeluarga tidak berada ditempat, namun keluarga merasa cemas saat hujan deras terjadi lagi” ujar Irwanto.
Adapun pernyataan dari Wati (37), longsor tersebut menyebabkan satu rumah warga menjadi rusak berat dan berdampak pada tiga rumah lainnya yang berdekatan satu sama lain.
“Saat terjadi longsor di rumah depan, saya dan anak saya merasa cemas karena material longsor menghambat saluran air hingga air meluap ke dalam rumah disertai serpihan material longsor” imbuh Wati (37) saat di wawancarai.
Oleh karena itu, mahasiswa melakukan PRB berupa psikoedukasi sebagai upaya meminimalisir dampak psikologis dari bencana yang terjadi. Psikoedukasi yang diberikan yaitu manajemen kecemasan akibat bencana alam, seperti relaksasi pernapasan, relaksasi untuk mengendalikan kecemasan, relaksasi butterfly hug, dan terapi keagamaan.
Psikoedukasi dijelaskan secara langsung kepada penyintas bencana longsor di Kelurahan Teluk Kabung Tengah, dengan harapan dapat mengurangi kecemasan yang dialami penyintas melalui terapi pengelolaan kecemasan dan penjelasan secara umum terkait upaya-upaya dalam menyikapi bencana.
“Terima kasih adek-adek, penjelasannya sangat berguna untuk kami dan anak-anak yang merasa cemas sesudah longsor terjadi” ujar salah satu warga di Kelurahan Teluk Kabung Tengah setelah diberikannya psikoedukasi terkait manajemen kecemasan.
0 Comments