Payakumbuh, - Persiapan alih status dan menyambut semester ganjil Tahun Akademik 2022/2023, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Quran Payakumbuh mengadakan Kuliah Umum dan Focus Group Discussion (FGD) di Aula BIB Dinas Peternakan Tuah Sakato Payakumbuh dengan tema STAIDA Payakumbuh Menuju Institut. (Sabtu, 10/09/2022).
Acara tersebut diawali dengan penutupan secara resmi kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) yang telah dilaksanakan sejak Rabu, (07/09) lalu. Kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum dan FGD.
Dalam sambutannya, Ketua STAIDA Payakumbuh Ahmad Deski, S.Si, MA menyampaikan perkembangan kampus yang telah dipimpinnya sejak tahun 2014 itu, dengan diraihnya akreditasi baik sekali (B) untuk Prodi Pendidikan Bahasa Arab beberapa bulan lalu, sehingga hal ini menjadi pembuka jalan untuk menambah prodi baru dan alih status STAI Darul Quran Payakumbuh menjadi Institut Darul Quran Payakumbuh.
"Saat ini kita sedang mempersiapkan borang untuk mengusulkan penambahan 4 prodi baru. 1 prodi pada Fakultas Tarbiyah, 1 prodi pada Fakultas Ushuluddin, dan 2 prodi pada Fakultas Syariah," jelasnya.
Candidat Doktoral UIN IB tersebut juga memaparkan bahwa saat ini lebih kurang 90% mahasiswa STAIDA Payakumbuh sudah memiliki pekerjaan atau tempat mengabdi, yang tersebar di Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. Sehingga mahasiswa kita ini sudah memiliki pekerjaan tetap sebelum menamatkan kuliah, dan alumni tidak ada yang menjadi pengangguran ungkapnya.
Kuliah umum kali ini menghadirkan dua tokoh penting dari luhak 50, yaitu Capt. H. Josrizal Zain, SE, MA, yang berbicara tentang Islam, Pendidikan, dan Ekonomi. Ia juga sebagai the founding father STAIDA Payakumbuh pada tahun 2010 lalu, dimana saat itu ia menjabat sebagai Walikota Payakumbuh.
STAIDA Payakumbuh diharapkan bisa melahirkan output yang bisa diterima oleh pasar, tidak hanya di daerah, tetapi juga di wilayah secara nasional hendaknya. Kita berharap mahasiswa STAIDA menjadi orang-orang yang handal dan berkualitas di bidangnya harap mantan Walikota Payakumbuh itu.
Pemateri kedua ialah Ustadz H. Mulyadi Muslim, Lc., MA. Sebagai tokoh Luhak 50 yang membahas terkait optimalisasi peran STAIDA dalam mewujudkan masyarakat madani di luhak nan bungsu.
Menurutnya, teori dan konsep serta model masyarakat madani sudah lebih dari cukup. Bahkan telah menjadi visi Gubernur, Bupati, Walikota di Indonesia terutama 10 tahun terakhir ini. Namun, hal tersebut hanya akan menjadi sebatas angan jika tidak diimbangi dengan anggaran dan tahapan-tahapan serta peta konsep yang jelas, terukur, dan berkelanjutan, ucapnya dalam orasi ilmiah di hadapan ratusan mahasiswa tersebut.
Kuliah umum merupakan suatu kegiatan penting yang diadakan di STAIDA Payakumbuh setiap akan mengawali perkuliahan di awal semester. Kuliah umum tersebut dihadiri oleh pengurus Yayasan Darul Furqon, para pimpinan, dosen, karyawan, Kemenag dan para pejabat pemerintahan Kota Payakumbuh dan 50 Kota, undangan secara umum, serta seluruh mahasiswa STAIDA Payakumbuh.(014)
0 Comments