(Mahasiswi Universitas Andalas)
IMPIANNEWS.COM
Artikel - Penghargaan Nobel Sastra 2020 dimenangkan oleh penyair perempuan asal Amerika Serikat, Louise Elizabeth Glück . Pada usianya yang ke-77 itu, ia menjadi perempuan ke-16 yang pernah menerima penghargaan bergensi tersebut. Ia juga merupakan perempuan kedua asal Amerika Serikat yang menerima penghargaan Nobel Sastra. Glück dianugerahi penghargaan ini berkat karya dan esainya di bidang puisi “atas suara puitisnya yang indah dan secara luar biasa menjadikan eksistensi individu universal”. Berita ini di umumkan pada Kamis malam, 8 Oktober 2020 oleh Akademi Swedia.
Louise Glück memulai debutnya di dunia sastra pada tahun 1968 dengan merilis buku kumpulan puisinya, Firstborn. Sejak saat itu ia dianggap sebagai salah satu penyair penting dalan sejarah sastra kontemporer Amerika Serikat.
Selain aktif sebagai penyair, Louise Glück merupakan Profesor sastra Inggris di Yale University, New Haven, Connecticut. Seumur hidupnya, ia telah menerbitkan 12 buku dari kumpulan puisi dan beberapa koleksi essay yang mengulas tentang puisi.
Louise Glück lahir pada 22 April 1943 di kota New York, Amerika Serikat dan dibesarkan di Long Island. Ia bersekolah di Sarah Lawrence College dan Universitas Columbia, tetapi ia tidak mendapatkan gelarnya. Di beberapa sekolah, ia pernah menjadi guru puisi. Puisi-puisinya menjadi terkenal karena menunjukan ekspresi kesedihan dan keterasingan yang terus terang. Karya-karyanya bertemakan trauma, keinginan, dan alam.
Sebelum memenangkan penghargaan Nobel Sastra 2020, Louise Glück telah menerima beberapa penghargaan bergengsi lainnya, seperti Pulitzer Prize di tahun 1993 dan National Book Award pada tahun 2014. Karya-karya Louise Glück yang menarik banyak peminat di Amerika Serikat adalah The Triumph of Achilles (1985) dan Ararat (1990). Selain itu, ada Poems 1962-2012 (2012), yang memenangkan Los Angeles Times Book Prize. Lalu, Faithful and Virtuous Night (2014) yang membuat ia dianugerahi National Book Award.
Tim panitia Nobel Sastra mengatakan bahwasannya suara Louise Glück adalah suara yang jujur dan tanoa kompromi. Siaranya menandakan penyair ini ingin dipahami dan punya selera humor. “ Sekalipun latar belakan otobiografinya penting dalam berkatya, dia tidak bisa dianggap sebagai penyair pengakuan dosa. Dia mencati universalitas. Tiga karakteristik bersatu dalam kerjanya : ada topik keluarga, kecerdasan yang keras tapi juga menyenangkan, dan rasa komposisi yang halus dalam setiap syairnya”. Ucap Anders Olsson, ketua tim Nobel Sastra saat membacakan keputusan.
Dalam sebuah wawancara telepon bersama dengan pihak Hadiah Nobel, Adam Smith, Louise Glück mengaku sangat terkejut dan sama sekali tidak menyangkanya. "Saya merasa ini terlalu tiba-tiba, terlalu cepat," ucapnya, dilansir dari media sosial Nobel Prize.
Louise Glück mengatakan, "Hal pertama yang saya pikirkan adalah, saya tidak akan punya teman karena kebanyakan teman saya adalah penulis. Tapi kemudian saya berpikir, itu tidak akan terjadi. Ini (beritanya) terlalu tiba-tiba, kamu tahu? Saya tidak tahu arti (Nobel Sastra)." Tapi ia sangat bahagia karena mendapatkan penghargaan bergengsi kelas dunia. "Hal ini adalah suatu kehormatan yang besar bagi saya. Ada penerima Nobel yang tidak saya kagumi tapi saya memikirkan apa yang telah saya lakukan sebelumnya”. Ujar Louise Glück.
Sambil bercengkrama, Louise Glück mengatakan hadiah yang didapatkan sekitar Rp 16,6 miliar akan membantunya untuk membeli sebuah rumah di Vermont, New England, AS. "Tapi saya juga prihatin dengan pelestarian kehidupan sehari-hari, dengan orang yang saya cintai. Itu mengganggu. Telepon berdering sekarang, berdecit di telingaku," katanya.
0 Comments