(Mahasiswa Sastra Inggris Unand)
IMPIANNEWS.COM
Artikel - Setiap penulis memiliki cara dan ciri khasnya masing-masing dalam menulis karyanya. Begitu juga dengan Ernest Hemingway dan karya-karyanya. Ernest Hemingway adalah seorang novelis, pengarang cerita pendek, dan wartawan Amerika yang terkenal dengan gaya khas penulisannya yaitu teori gunung es.
Seperti yang kita ketahui gunung es yang tampak di permukaan hanyalah seperdelapan dari ukuran gunung es sebenarnya yang berarti tujuh perdelapan gunung es tersebut tersembunyi di bawah permukaan air. Teori inilah yang menjadi prinsip dasar yang digunakan Ernest Hemingway dalam menulis salah satu cerpennya “Hills Like White Elephants” yang terbit pertama kali tahun 1927 di United States.
Sekedar untuk penambah wawasan bahwa sebelum menjadi penulis fiksi, Ernest Hemingway awalnya adalah seorang wartawan surat kabar lokal Kansas City Star. Dari pekerjaannya inilah dia belajar menulis dengan efektif dan efisien. Tulisannya dibentuk dengan hal-hal esensial dan dia akan menemukan kata-kata lain yang lebih tepat jika ditemukannya kata-kata yang bertele-tele dalam tulisannya.
Dari sinilah teori gunung es khasnya ia kembangkan. Teori gunung es dari Ernest Hemingway berpendapat bahwa kata-kata yang tertulis dalam sebuah cerita seharusnya hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan cerita tersebut. Kata-kata yang tertulis adalah "puncak gunung es", dan seorang penulis harus menggunakan kata-kata sesedikit mungkin untuk menunjukkan cerita yang lebih besar dan tidak tertulis yang berada di bawah permukaan.
Chaterine Sustana dalam artikelnya yang bejudul “Analisis ‘Hills Like White Elephants’ oleh Ernest Hemingway mengatakan bahwa cerpen ini adalah sebuah cerita yang membawa pada percakapan tentang aborsi yang emosional.
Tapi setelah membaca cerpen “Hills Like White Elephants” tak akan kita temukan satupun kata-kata ‘aborsi’.
Dalam “Hills Like White Elephants” Ernest Hemingway menceritakan tentang kisah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang menunggu di sebuah stasiun kereta api di Spanyol sambil meminum bird an minuman keras. Laki-laki itu berusaha meyakinkan perempuan itu untuk melakukan aborsi, tetapi perempuan itu terlihat ragu-ragu akan hal tersebut.
Sepanjang cerita terlihat jelas bahwa laki-laki dalam cerpen tersebut ingin perempuan itu melakukan operasi. Operasi di sini digambarkan dengan “sangat sederhana” dan “tidak benar-benar operasi sama sekali”.
Diceritakan bahwa dia berjanji akan tetap bersama perempuan itu sepanjang waktu dan berjanji bahwa mereka akan bahagia setelah operasi tersebut karena “itulah satu-satunya yang mengganggu kita”.
Tak ada penjelasan mengenai penyakit perempuan itu, jadi kita dapat menganggap bahwa operasi yang mereka maksud bukanlah bertujuan untuk menyembuhkan sebuah penyakit. Digambarkan juga prosedur elektif tentang operasi ini karena laki-laki itu sering mengatakan bahwa perempuan itu tidak harus melakukannya jika dia tidak mau.
Saat perempuan itu bertanya, "Dan kamu benar-benar ingin?" dia mengajukan pertanyaan yang menunjukkan bahwa laki-laki itu memiliki beberapa pendapat dalam hal ini, bahwa dia memiliki sesuatu yang dipertaruhkannya, yang memperlihatkan indikasi lain bahwa perempuan itu hamil.
Dan pernyataan laki-laki tersebut yang mengatakan bahwa “saya tidak menginginkan siapapun kecuali anda, saya tidak menginginkan orang lain”, dari sini dapat kita simpulkan bahwa operasi yang dimaksud adalah aborsi yang jika tidak dilakukan akan menghasilkan orang baru yaitu bayi yang dikandung oleh perempuan itu.
Dengan kurang dari 1.500 kata, "Hills Like White Elephants" mencontohkan teori gunung es Ernest Hemingway dengan ringkasnya dan melalui tak ditemuinya kata ‘aborsi’, meskipun itu jelas merupakan subjek utama dari cerita.
Bagaimana orang-orang bisa menyimpulkan bahwa cerpen “Hills Like White Elephants” adalah sebuah cerita yang mebawa pada percakapan tentang aborsi emosional adalah bukti berhasilnya teori gunung es yang digunakan oleh Ernest Hemingway dalam menulis salah satu karyanya tersebut.
0 Comments