Oleh : Ekis Dwy Putri dan Ferdinal
(Civitas Academica Universitas Andalas)
IMPIANNEWS.COM
“A Street Car Named Desire” adalah salah satu drama yang ditulis oleh Tennessee William dan dipentaskan perdana di Broadway pada tanggal 3 Desember 1947. Drama ini adalah ungkapan konflik nyata yang terjadi dalam kehidupan Tennessee William. William sudah menghadapi banyak konflik sejak masa kecilnya terutama didalam keluarganya. Hubungan ayah dan ibunya yang tidak harmonis hingga kekerasan pun sering terjadi didalam rumah tangga mereka. Hidup didalam keluarga yang tidak bahagia bersama ayah seorang pecandu alkohol dan ibu yang pengatur sudah cukup menyiksa masa kecilnya. Penderitaan yang dialami oleh saudara perempuannya juga membuat William semakin terpuruk. Satu-satunya teman yang dia punya hanya saudaranya.
Banyaknya masalah dan tekanan yang dia hadapi sejak masa kecilnya membuatnya memilih untuk mengungkapkan isi hatinya dengan menulis. Diusia 16 tahun William sudah menerbitkan esai dan memenangkan peringkat ketiga. Setelah beberapa tahun dia juga telah menulis beberapa drama hingga pada akhirnya dia menemukan kesuksesannya. Setelah sekian lama menulis, akhirnya dia menjadi penulis yang dikenal banyak orang. Karyanya “A Street Car Named Desire” ternyata disukai oleh banyak orang. Konflik serta emosional yang terkandung didalam drama tersebut mungkin menjadi alasan ketertarikan penonton.
Seks dan moral adalah unsur utama didalam drama “A Street Car Named Desire”. Seks sudah menjadi kebutuhan biologis manusia yang wajib dipenuhi meskipun dengan cara yang tidak normal. Blanche DuBois adalah karakter utama dalam drama ini yang memenuhi kebutuhan seksnya dengan cara yang menyimpang. Penyimpangan yang dilakukan Blanche disebabkan oleh traumanya terhadap masalalunya. Dia memergoki suaminya berhubungan dengan laki-laki lain dan setelah itu suaminya memilih untuk bunuh diri. Hal tersebut menimbulkan trauma yang mendalam terhadap Blanche. Dia tidak bisa melupakan kejadian itu dan bahkan masih terlihat terluka jika teringat dengan kejadian tersebut.
Blanche mencoba mengalihkan dunianya dengan cara menjadi guru di salah satu sekolah di Laurel. Kebangkrutannya yang disebabkan oleh hilangnya tanah perkebunan keluarganya “Belle Reve” juga menjadi salah satu faktor penyimpangan yang dilakukannya. Blance mengalami depresi disebabkan oleh banyaknya tekanan dan masalah yang dia hadapi. Untuk mengalihkan rasa kesepiannya dan memenuhi hasratnya, Blanche akhirnya berhubungan seks dengan muridnya. Penyimpangan yang dilakukan Blanche membuatnya dipecat dan kehilangan kesuciannya. Orang-orang memandangnya sebagai wanita murahan dan tidak lagi menghargainya. Tidak hanya penyimpangan seks, Blanche juga menjadi seorang pecandu alkohol.
John Gassner dari Theatre Guild mengamati bahwa, "Drama itu mengomunikasikan rasa kecelakaan fatal dari kehidupan yang dihancurkan oleh frustrasi dalam cinta, di mana kepura-puraan dan ilusi adalah pertahanan yang menyedihkan dan sia-sia." Sama halnya seperti yang terjadi dalam sejarah hidup William kesepian dan kesedihan yang dihadapinya pada akhirnya membuatnya melakukan penyimpangan seks, penyalahgunaan obat dan juga alkohol. Kesuksesan yang diraih oleh William tidak membuat hidupnya menjadi lebih baik dan bahkan sebaliknya. William menyadari bahwa dia telah melakukan penyimpangan, tetapi dia merasa senang karena itu adalah kebebasan menurutnya.
Penyimpangan seperti itu juga banyak terjadi dalam kehidupan remaja-remaja pada saat ini. Kurangnya perhatian dari orang tua adalah salah satu faktor terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh remaja-remaja tersebut. Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis dan mereka tidak memiliki tempat untuk berbagi masalah membuat mereka terjerumus kepada hal-hal yang negatif. Minum alkohol dan menggunakan narkoba menjadi jalan penenang sesaat bagi mereka. Nabila Abigail seorang mahasiswa mengatakan bahwa “Drama ini mengajarkan pentingnya untuk menyadari kesehatan mental kita dan pentingnya untuk berusaha menyembuhkannya agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.”
Kondisi psikis yang buruk yang disebabkan oleh konflik yang dialaminya juga menjadi salah satu penyebab terjadinya penyimpangan dan perilaku buruknya. Van der Kolk seorang pengarang mengatakan "Dia terjebak dalam perilaku berulang-ulang seperti para korban trauma masa kecil yang tampaknya mengatur sebagian besar kehidupan mereka di sekitar pola berulang-ulang menghidupkan kembali dan menangkal kenangan traumatis, pengingat, dan pengaruh". Didalam drama “A Streetcar Named Desire” gangguan mental juga dialami oleh Blanche. Blanche yang tidak bisa menerima masalalunya membuatnya hidup dalam imajinasi. Menjadi pecandu alkohol adalah cara mereka melupakan masalah dan menenangkan pikiran dari kenyataan-kenyataan pahit yang mereka alami.
Pada akhinya Blanche memilih untuk tetap hidup didalam imajinasinya karena dia tidak bisa menerima kenyataan pahit yang terjadi dalam hidupnya. Harapan Blanche untuk mendapatkan hidup yang lebih baik bersama Stella di New Orleans ternyata tidak sesuai ekspektasinya. Hidupnya menjadi semakin buruk semenjak bertemu dengan Stanley yang terus membullynya. Bullying juga dialami oleh William pada masa remajanya. Seperti yang diamati oleh profesor Roger Boxill, “Drama itu menciptakan dunia hampa harapan yang hilang di mana imajinasi subur dan kepekaan gagal dihancurkan oleh kebrutalan tanpa pikiran”.
Disisi lain, Stella yang merasa puas dengan seksualitas yang dia dapatkan ternyata tidak sepenuhnya menjamin hubungan mereka bahagia. Pada kenyataannya, suami stella adalah laki-laki yang kasar dan brutal. Blanche mencoba mempengaruhi stella untuk meninggalkan Stanley setelah melihat sifat buruk Stanley. Namun, Stella tidak melihat sifat buruk suaminya itu karena dia hanya mementingan kebutuhan seks yang terpenuhi oleh suaminya. Stella mencerminkan ibu William yang tetap bertahan dengan ayahnya yang kasar dan pecandu alkohol. Stella memiliki status sosial yang sama dengan ibu william yang berlatar belakang masyarakat kelas atas. Sebelum menjadi seorang pecandu alkohol ayahnya adalah seseorang yang romantis dan memberikan kasih sayang penuh kepada ibunya. Hal tersebut mungkin menjadi alasan ibunya untuk tetap mempertahankan rumah tangganya.
0 Comments