(Foto: Istimewa)
IMPIANNEWS.COM
Kunjungan yang dilakukan Kedubes Jerman ke Sekretariat DPP FPI, di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 17 Desember 2020 siang hari yang lalu terbongkar. Seperti yang telah diberitakan, kedatangan Kedubes Jerman itu untuk mengucapkan belangsungkawa terhadap meninggalnya 6 orang syuhada FPI.
Kedatangan Kedubes Jerman sempat viral ketika beredarnya foto seorang perempuan berambut pirang yang awal mulanya diduga merupakan staff Kedubes Jerman, dan satu unit mobil yang menggunakan pelat korps diplomatik.
Terungkap kedatangan Kedubes Jerman menimbulkan fakta siapa sebenarnya perempuan yang berambut pirang yang mendatangi Sekretariat DPP FPI tersebut.
Hal ini, diungkapkan oleh Anggota Komisi I dari Fraksi Nasional Demokrat, Muhammad Farhan mengenai fakta mengejutkan atas kelanjutan kunjungan Kedubes Jerman tersebut.
Sosok perempuan yang mendatangi Sekretariat DPP FPI belakangan ini diketahui bernama Suzohal ternyata bukan staff Kedubes Jerman melainkan Mata-mata jerman, ujar M. Farhan.
Dia mendapatkan data bahwa perempuan itu tercatat di Bundesnachrichtendienst (BND), sebuah lembaga intelijen Jerman.
"Ternyata ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, ini nama perempuannya Suzanhol dia adalah bukan pula pegawai pemerintah tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman. Dia tercatat sebagai pegawai di BND. BND itu Badan Intelijen Jerman," kata Farhan dalam diskusi daring, Minggu 27 Desember 2020.
Dugaan bahwa perwakilan Kedubes Jerman bukan merupakan diplomat melainkan mata-mata ialah lantaran permintaan persona non grata terhadap perempuan yang bersangkutan tidak dipenuhi oleh Kedubes Jerman.
Pihak Jerman hanya sebatas memulangkan yang bersangkutan ke negara asal.
"Kita minta udah persona non grata. Tidak dijalankan persona non grata-nya. Ternyata dia memang tidak bisa di-persona non grata karena dia bukan diplomat," kata Farhan.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin menyesalkan staf Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman yang sempat mendatangi markas Front Pembela Islam (FPI) di kawasan Jalan Petamburan, Jakarta Pusat. Hasanuddin menilai, seharusnya Jerman bisa menghormati dan beretika dalam hubungan diplomasi dengan Indonesia.
"Kedubes Jerman semestinya tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri. Karena itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mesti melayangkan protes keras terhadap Jerman. Itu etika berdiplomasi secara sopan dan beretika," ujar Hasanuddin dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Senin, 21 Desember 2020.
Untuk itu, politisi Fraksi PDI Perjuangan ini mengapresiasi sikap Kemlu RI yang langsung memanggil Kepala Perwakilan Kedubes Jerman di Jakarta guna meminta klarifikasi atas tindakannya tersebut. Menurutnya, Kemlu RI juga harus menuntut Kedubes Jerman untuk memberikan pernyataan resmi kepada publik.
"Kedubes Jerman sudah menjelaskan tidak ada dukungan terhadap ormas tertentu dan berkomitmen untuk bersama melawan intoleransi, radikalisme, dan ujaran kebencian. Namun harus ditekankan, tindakan Kedubes itu harus dikoordinasikan dengan kementerian terkait. Jangan sampai ada udang di balik batu," tandasnya.
Untuk diketahui, perwakilan Kedubes Jerman diketahui mendatangi Sekretariat DPP FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 17 Desember 2020 lalu. Kedatangan perwakilan Kedubes Jerman tersebut diberitakan dalam rangka silaturahmi. Kedubes Jerman pun sudah meminta maaf terkait hal itu. (***)
0 Comments