IMPIANNEWS.COM
Payakumbuh, --- BUKAN HOAX tapi NYATA. Allahu akbar, nikmat besar dari Allah SWT masih dimanfaatkan secara baik oleh Uwo Imar (minang-nenek), bernama Dasimar (84tahun). Di usia tuanya, Uwo Imar masih kreatif, menghabiskan waktu hanya dengan menjahit kain paco (perca) untuk dijadikan selimut.
Menariknya, selimut kain paco karya Uwo Imar adalah buah kelincahan tangan sendiri. Meski indra penglihatan beliau mulai kabur, namun ada cucu dan anak beliau yang selalu setia memasukkan benang ke lobang penjahit (jarum) untuk dipakai Uwo menjahit selimut kain paco.
Dari pantauan media di lokasi, Sabtu (07/11/2020), Nenek Dasimar adalah warga RT001/RW001 Kelurahan Balai Panjang Kecamatan Payakumbuh Selatan.
Di usia senjanya Uwo Imar memanfaatkan kain perca yang semestinya dibuang, untuk dijahit menjadi selimut yang unik dan menarik.
Uwo Imar mengutarakan, untuk menjaga kesehatan mata setiap selesai shalat rutin membaca Kitab Suci Al Quran, sehingga diumur kepala delapan ini penglihatannya masih tetap jernih. Itulah rahasiaNya Allah SWT.
Kemudian, untuk menjaga kesehatan tubuh, tiap hari sambil berjemur dibawah sinar mentari pagi ada ada yang dikerjakan, menyapu pekarangan rumah dengan menanam aneka bunga dan tumbuhan obat obatan/toga.
Setelah itu, menjalankan hobinya menjahit kain paco dengan tangan tidak pakai mesin, yang didapatkan dari familinya yang mengumpulkan dari potongan potongan pakaian tukang jahit.
Diceritakan Uwo, kain paco itu harus diseleksi terlebih dahulu mana kain paco yang harus dijahit berdekatan, digulung disimpan dulu.
Setelah itu baru, aktifitas unik tersebut dilakukan. Sebenarnya, dari 9 anak 5 yang masih hidup mampu untuk membelikan berbagai selimut masa kini.
Namun, menjahit kain paco ini merupakan suatu kepuasan bathin bagi Uwo. Karena, kain yang semestinya harus dibuang. Dapat dimanfaatkan.
Untuk satu selimut, proses penjahitannya menghabiskan waktu satu bulan lebih.
Ketika, ditanya berapa harga selimut buatan Uwo ini. Maaf, tidak untuk dijual sambil tersenyum. Tapi, dibuat untuk anak cucu cucunya. Sebagai motivasi untuk bisa berbuat dan punya kreatifitas sendiri, kata Uwo Imar.
Ketau RT I RW I, Onelyio Ervit menerangkan bahwa salah seorang anak Uwo Imar bernama Sur berprofesi sebagai tukang jahit baju. Sementara Uwo Imar tinggal bersama anaknya Sofi.
Media mencoba mewawancarai Anak Uwo Imar bernama Sofi.
"Amak mulai menekuni menjahit selimut kain paco ini sejak 5 tahun belakangan. Sisa kain jahitan anak dikumpulkan dan dipadukan menjadi selimut, sarung dan baju. Ini merupakan sebuah kesenangan bagi beliau. Ada 7 selimut yang beliau ciptakan sarung dan baju. Tujuan hanya untuk pengingat saja, khususnya bagi anak-anak dan cucu. Tidak untuk dijual,"terang Sofi.
Terpisah, Ketua LPM Balai Panjang, Doni Saputra yang juga Sekretariat di Disparpora Kota Payakumbuh mengaku kagum dengan kreatifitas Uwo Imar.
"Balai Panjang dikenal dengan tenunan, ternyata masih ada yang masih belum terespose. Yakni selimut dari kain paco. Ini termasuk e-Craft.,"singkatnya disela mancing mania Pemko Payakumbuh.(014)
0 Comments