AFP
IMPIANNEWS.COM (Indonesia)
PENGAMAT hubungan internasional dari Universitas Indonesia Agung Nurwijoyo mengatakan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat bisa lebih ada titik rujukan jika pemenang pemilihan presiden AS adalah kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden.
Dalam kampanye, terang Agung, Biden terlihat sedikit lebih naratif. Ia mengatakan Biden telah menunjukkan beberapa pilar utama dalam kebijakan luar negerinya. Pertama, mendorong kampanye anti-korupsi baik domestik maupun global. Kedua, mendukung multilateralisme, dan ketiga adalah memperkuat HAM.
"Meskipun akan ada hal sensitif dengan Indonesia tetapi ada gambaran yang lebih clear menurut saya. Biden secara lebih clear memosisikan Indonesia dalam salah satu tulisannya dengan itikad memperkuat kerja sama dalam konteks Indo-Pasifik," tuturnya, Rabu (28/10).
Clear yang dimaksud Agung tersebut adalah hubungan yang lebih ada titik rujukan, meskipun segala hal bisa terjadi dalam politik internasional. "Titik rujukan tersebut yang ada di 3 poin pilar kebijakan luar negeri AS kelak," ucapnya.
Sementara jika Trump yang keluar sebagai pemenang, dikatakan Agung, akan ada stagnansi ketidakpastian dalam hubungan AS-Indonesia meski tidak ada yang secara akurat dapat memprediksi. Hal itu berkaca dari hubungan Indonesia-AS selama masa pemerintahan Trump. Selama ini, kata Agung, tidak terlalu banyak milestone dalam relasi AS-Indonesia.
"Misalnya dalam kasus renegosiasi Freeport dan juga relokasi beberapa perusahaan ke Indonesia akibat perang dagang serta yang mungkin masih dinanti-nanti adalah hasil kunjungan Menlu AS Mike Pompeo beberapa hari ke depan akan membawa hasil apa," jelasnya.
Kendati demikian, kata Agung, dari kedua calon tersebut, Indonesia tetap harus hadir sebagai mitra strategis karena dua hal mendasar. Pertama, bahwa Indonesia berada dalam posisi geopolitik yang strategis di Asia Pasifik sehingga kerja sama dengan Indonesia adalah keniscayaan.
Kedua, secara value Indonesia strategis bagi AS, yakni posisi negara mayoritas Muslim terbesar yang juga memiliki peran strategis dalam agenda-agenda AS. "Menyadari kedua hal tersebut, sebenarnya membuka posisi tawar yang baik bagi Indonesia dalam membangun kemitraan strategis bersama AS dengan tetap mengedepankan prinsip bebas aktif," tandasnya. (R-1)
0 Comments