Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/REUTERS/Morteza Nikoubazl
IMPIANNEWS.COM (Taheran).
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya baru-baru ini tentang Islam. Dia menyebut pemimpin Prancis itu bodoh karena mendukung penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad tapi menyatakan ilegal bagi setiap orang yang meragukan Holocaust.
Khamenei menjadi pemimpin Muslim terbaru yang mengungkapkan kemarahannya pada persepsi Barat tentang Islam dalam perang kata-kata yang pecah setelah pembunuhan guru sejarah Prancis, Samuel Paty, di pinggiran Paris pada 16 Oktober. (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul)
Serangan verbal pemimpin Iran terhadap Macron terjadi di tengah ketegangan baru antara Prancis dan negara-negara Arab lainnya, di mana majalah satire Prancis; Charlie Hebdo, mengejek Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah kartun di halaman depan edisi Rabu. Erdogan sebelumnya mengecam majalah tersebut karena menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad.
Penggambaran sosok Nabi Muhammad dianggap penistaan oleh umat Islam yang taat. Namun, Macron membela penerbitan kartun Nabi Muhammad sebagai kebebasan berbicara dan berekspresi. (Baca: Cover Charlie Hebdo Kartun Erdogan Cabul, Begini Reaksi Turki)
Dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada anak-anak muda Prancis pada hari Rabu, Khamenei berkata; "Tanyakan kepada Presiden Anda mengapa dia mendukung penghinaan terhadap Utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi."
"Apakah kebebasan berekspresi berarti menghina, terutama orang yang sakral?," lanjut Khamenei dalam sebuah tweet via akun Twitter-nya, @khamenei_ir, Rabu (28/10/2020). “Bukankah tindakan bodoh ini merupakan penghinaan terhadap alasan orang-orang yang memilihnya?.
Dia juga mengajukan pertanyaan tentang standar ganda yang jelas di Prancis terhadap agama yang berbeda. "Mengapa meragukan Holocaust merupakan kejahatan?, namun tidak melanggar hukum karena menghina Nabi Muhammad," lanjut dia.
Guru sejarah, Samuel Paty, 47, dipenggal di pinggiran Paris pada 16 Oktober oleh pengungsi Chehchnya berusia 18 tahun. Pembunuhan brutal itu terjadi setelah Paty menunjukkan kartun karya Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad kepada para muridnya dalam diskusi kebebasan berekspresi di kelas.
Sebelumnya, pada hari Rabu, Malaysia menjadi negara terbaru dalam serangkaian negara Muslim yang mengutuk upaya untuk menghina Islam. Para pemimpin di Turki, Pakistan, Maroko, Iran, Mesir, Kuwait, Yordania dan Qatar termasuk di antara mereka yang mengkritik Macron dan mengambil tindakan, termasuk boikot terhadap produk-produk Prancis.***
0 Comments