Azerbaijan-Armenia Sepakat Hentikan Perang, Bertukar Jenazah & Tahanan
Seorang prajurit Armenia menembakkan meriam ke arah posisi Azerbaijan di wilayah separatis Republik Nagorny-Karabakh yang memproklamirkan diri, Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020.
IMPIANNEWS.COM (Moskwa).
Armenia dan Azerbaijan sepakat melakukan gencatan senjata mulai Sabtu siang (10/10/2020), dan memulai "pembicaraan substantif" di Nagorno-Karabakh.
Kesepakatan itu diumumkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah perundingan yang berlangsung 11 jam di Moskwa.
Dikutip dari AFP Lavrov dilansir impiannews.com, melanjutkan, pihak-pihak yang bertikai menyetujui gencatan senjata dari "jam 12.00 pada 10 Oktober dengan alasan kemanusiaan."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga mengonfirmasi kepada AFP, bahwa gencatan senjata akan dimulai Sabtu siang ini.
Selama gencatan senjata yang dimediasi oleh Komite Internasional Palang Merah ini, kedua pihak akan bertukar jenazah dan tahanan, kata Lavrov sembari membaca sebuah pernyataan.
"Parameter konkrit dari gencatan senjata akan disepakati secara terpisah," bunyi pernyataan itu.
Diplomat top Rusia tersebut juga mengatakan, Armenia dan Azerbaijan setuju untuk mulai mencari solusi berkepanjangan atas sengketa wilayah itu.
"Azerbaijan dan Armenia memulai perundingan substantif dengan tujuan mencapai penyelesaian damai secepat mungkin," kata Lavrov kepada wartawan.
Ia menambahkan, pembicaraan semacam itu akan dimediasi oleh perunding internasional Minsk Group.
Perancis bersama dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) termasuk bagian dari kelompok yang menengahi konflik panjang kedua negara.
Mereka berkata bisa jadi ada terobosan tapi kepastiannya masih jauh.
"Kami bergerak menuju gencatan senjata malam ini atau besok, tetapi situasinya masih rapuh," kata kantor Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataan kepada AFP, Jumat (9/10/2020).
Sebelumnya pada Kamis malam (8/10/2020) Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bakal ada pertemuan di Moskwa dan mengusulkan gencatan senjata atas dasar kemanusiaan.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berulang kali mengatakan, pertempuran tidak akan berhenti sampai pasukan Armenia mundur dan berjanji melanjutkan intervensi sampai tentaranya merebut semua wilayah Karabakh.
Perang Azerbaijan- Armenia yang terbaru ini terjadi di Karabakh, wilayah etnis Armenia di Azerbaijan yang melepaskan diri dari kendali Baku dalam perang di awal 1990-an.
Pertempuran terbaru ini telah merenggut sekitar 400 nyawa dan membuat ribuan orang harus mengungsi.
Meski Karabakh telah mendeklarasikan kemerdekaan, status mereka tidak diakui negara mana pun termasuk Armenia, dan masyarakat internasional menganggapnya bagian dari Azerbaijan.(*)
0 Comments