Putus Hubungan dengan Tiongkok, Trump: Kami Tak Akan Kehilangan Miliaran Dollar
Presiden AS Donald Trump.* /Pixabay/Geralt/
IMPIANNEWS.COM (AS).
Menjelang pemilu AS, Presiden Donald Trump kembali mengemukakan gagasan untuk memisahkan ekonomi AS dan Tiongkok, yang juga dikenal sebagai decoupling.
Ia menunjukkan Amerika Serikat tidak akan kehilangan uang jika dua ekonomi terbesar dunia itu tidak lagi bekerja sama dalam hal bisnis.
“Jadi ketika Anda menyebutkan kata decouple, itu adalah kata yang menarik,” kata Trump pada konferensi pers Hari Buruh di Gedung Putih.
"Kami tidak akan kehilangan miliaran dolar. Ini disebut decoupling, jadi Anda akan mulai memikirkannya,” kata Trump, dikutip impiannews.com lewat
PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters.
Trump menuduh Tiongkok bersikap keras soal kampanyenya untuk Pemilu AS pada pada 3 November 2020 mendatang.
Dia telah menuduh lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang memimpin sebagian besar jajak pendapat, bersikap lunak terhadap Beijing.
"Jika Biden menang, Tiongkok menang, karena Tiongkok akan menguasai negara ini," katanya.
Biden sebelumnya mengkritik kesepakatan perdagangan Fase 1 Trump dengan Tiongkok.
Sementara itu, Trump berjanji bahwa di masa depan pemerintahannya akan melarang kontrak federal dengan perusahaan yang melakukan outsourcing ke Tiongkok.
“Kami akan menjadikan Amerika sebagai negara adidaya manufaktur dunia dan akan mengakhiri ketergantungan kami pada Tiongkok untuk selamanya. Apakah itu memisahkan, atau mengenakan tarif besar-besaran seperti yang sudah saya lakukan, kami akan mengakhiri ketergantungan kami di Tiongkok, karena kami tidak bisa mengandalkan Tiongkok," kata Trump.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada bulan Juni bahwa pemisahan ekonomi AS dan Tiongkok akan terjadi jika perusahaan AS tidak diizinkan untuk bersaing secara adil dan seimbang dalam ekonomi Tiongkok.
Pejabat dan analis lain mengatakan bahwa ekonomi kedua negara sangat terkait sehingga membuat langkah seperti itu tidak praktis.
Tetapi Washington akan terus menekan Beijing untuk menyamakan kedudukan.***