IMPIANNEWS.COM
Penulis : Ns.Hj.Silvia.SKep.MBiomed (Dosen Universitas Fort de Kock Bukittinggi) Catatan, --- Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungan sekitar melalui komunikasi. Kebutuhan berkomunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat, dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Komunikasi sangat diperlukan untuk mengatur tatakrama dalam pergaulan antar sesama, dan banyak hal yang terjadi sebagai dampak dari komunikasi seperti dampak dalam bentuk kegagalan seperti kesalahpahaman ataupun keberhasilan.
Agar setiap komunikasi yang dilakukan berujung kepada sebuah keberhasilan, maka harus diiringi dengan ilmu berkomunikasi diantaranya : tidak memotong pembicaraan lawan bicara, fokus saat sedang mendengarkan, terbuka dan jujur, menghargai apa yang disampaikan, mencari solusi jika ada masalah, tidak terbawa emosi.
Pada saat pandemi ini, dimana kondisi diberbagai bidang baik perekonomian maupun social, tidak lagi kondusif dibanding saat sebelum pandemic, seperti banyaknya masyarakat kehilangan pekerjaan, sehingga bermunculan konflik yang tidak jarang dipicu oleh komunikasi terutama pada saat menyampaikan informasi / pesan kepada lawan bicara yang tidak menutup kemungkinan terjadi permasalahan, apalagi jika pada saat berkomunikasi terjadi, psikis masing-masing dalam kondisi yang tidak stabil, sehingga mudah untuk terbawa emosi saat sedang berdebat atau berdiskusi dengan sengit dan berujung kepada krisis komunikasi.
Krisis komunikasi bisa saja terjadi ditengah keluarga antara suami dan istri, orangtua dan anak dan sebaliknya. Juga adakalanya terjadi di organisasi / di tempat bekerja dan di masyarakat pada umumnya.
Permasalahan yang muncul akibat krisis komunikasi juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang berawal dari psikis tidak nyaman, jantung berdebar-debar dan kondisi yang serba tidak enak.
Maka kondisi psikis yang tidak nyaman ini, dapat memicu stress emosional yang lama kelamaan dapat menurunkan imunitas / daya tahan tubuh. Hal yang paling mengkhawatirkan kita adalah penurunan daya tahan tubuh yang memperberat resiko penularan covid – 19.
Agar kita terhindar dari kegagalan berkomunikasi yang akhirnya menimbulkan gangguan kesehatan pada diri kita sendiri dan orang lain, maka komunikasi yang akan dilakukan ditengah masyarakat diupayakan agar dapat berfungsi sebagai terapi ataupun penyejuk sehingga dapat menjadi obat bagi diri sendiri maupun orang lain, maka dibutuhkan komunikasi persuasive, dan dialogis dengan merujuk pada prinsip-prinsip komunikasi yang diatur dalam Alquran antara lain:
Prinsip komunikasi adil dan benar atau qaulan sadidan seperti dinyatakan dalam Qs. An-Nisa (4):9:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Prinsip komunikasi lemah lembut seperti dalam QS. Thaha (20): 44 sebagai berikut : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat/sadar atau takut.
Ayat tersebut memberi pengertian perlunya ber-komunikasi dengan cara yang lemah-lembut dan kasih sayang, sehingga komunikasi yang dilakukan dapat diterima baik dan bermanfaat.
Betapa menyejukannya jika setiap kalimat yang kita ucapkan saat berkomunikasi adalah ucapan yang baik dan benar, dan disampaikan dengan lemah lembut, sehingga dapat menjadi obat bagi setiap orang.(014)
0 Comments