Gertakan.! Tiongkok Nyatakan Siap Perang dengan Negara-Negara ASEAN
Sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok (kanan) berpatroli di dekat anjungan minyak China, Haiyang Shi You 981 (kiri) di Laut China Selatan (13/6/2014). ANTARA/REUTERS/Nguyen Minh/aa. (REUTERS/STRINGER Vietnam) /
IMPIANNEWS.COM (China).
Konflik sengketa yang melibatkan Tiongkok dan negara-negara ASEAN semakin rumit dan memanas.
Belum lama ini, Beijing masih teguh menyatakan bahwa kapal patrolinya berhak memasuki perairan yang menjadi yurisdiksinya.
Rupanya, hal itu dipicu oleh adanya laporan Indonesia terkait kapal penjaga pantai Tiongkok yang telah memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) RI.
Bahkan, sebelum ada pernyataan itu Partai Komunis China (PKC) melalui The Global Times, ternyata menyatakan siap berperang melawan negara-negara ASEAN dan negara lain yang terlibat sengketa wilayah dengan Beijing.
“Hak dan kepentingan Tiongkok di perairan yang relevan di Laut China Selatan sudah jelas,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers, Selasa 15 September 2020.
The Global Times, dalam editorialnya, mendesak rakyat Tiongkok untuk bersiap menghadapi potensi perang.
"Kami memiliki sengketa teritorial dengan beberapa negara tetangga yang dihasut oleh AS untuk menghadapi Tiongkok," bunyi editorial tentang gerakan ekspansionis Beijing ke Himalaya, Laut China Selatan dan Laut China Timur.
“Oleh karena itu, masyarakat Tiongkok harus memiliki keberanian nyata untuk terlibat dengan tenang dalam perang yang bertujuan untuk melindungi kepentingan inti, dan bersiap untuk menanggung akibatnya.”
Beijing sangat terlibat dalam serangkaian latihan militer yang luas di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan.
Sementara itu Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Aan Kurnia mengungkapkan, kapal patroli Tiongkok memasuki ZEE di 200 mil lepas pantai Kepulauan Natuna utara pada Sabtu 12 September 2020 dan menyingkir pada Senin 14 September setelah dilakukan komunikasi radio.
Di bawah hukum internasional, kapal asing diizinkan melalui ZEE suatu negara, tetapi Aan menyebut kapal tersebut terlalu lama berada di ZEE Indonesia.
”Karena yang ini mengapung, lalu berputar-putar, kami menjadi curiga, kami mendekatinya dan mengetahui bahwa itu adalah kapal penjaga pantai Tiongkok,” katanya seperti dilansir Reuters, seraya menambahkan angkatan laut dan penjaga pantai akan meningkatkan operasi di perairan itu.
Sebagaimana diberitakan Galamedainews pada artikel "China Klaim Kapalnya Berhak Masuk Laut Natuna Setelah Menyatakan Siap Perangi Seluruh Negara ASEAN", Indonesia mengganti nama bagian utara ZEE-nya pada 2017 menjadi Laut Natuna Utara, mendorong kembali ambisi teritorial maritim Tiongkok.
Meskipun Tiongkok tidak mengklaim pulau-pulau, kehadiran penjaga pantainya yang hampir 2.000 kilometer di lepas daratannya telah mengkhawatirkan Indonesia, setelah banyak pertemuan antara kapal-kapal Tiongkok di ZEE Malaysia, Filipina, dan Vietnam, yang mengganggu penangkapan ikan dan kegiatan energi.
Penjaga pantai Tiongkok sering beroperasi di samping kapal penangkap ikan yang digambarkan oleh para ahli sebagai milisi yang didukung negara.
“Sembilan garis imajiner” di peta Tiongkok menunjukkan klaim maritimnya yang luas termasuk perairan di lepas Kepulauan Natuna.
Panel arbitrase internasional pada 2016 membatalkan garis tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah menegaskan kembali bahwa Jakarta tidak mengakui garis tersebut.
*** (Dicky Aditya/Galamedianews)
0 Comments