David Stilwell Diplomat AS Sebut China Pengganggu
IMPIANNEWS.COM (Washington).
Diplomat top Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur, David Stilwell, mengatakan tindakan China baru-baru ini di seluruh dunia bukanlah tindakan aktor global yang bertanggung jawab, tetapi "pengganggu yangtidak tahu hukum".
Dalam kesaksian yang disiapkan untuk sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Stilwell mengatakan AS tidak meminta negara lain untuk memilih salah satu pihak, tetapi untuk melawan perilaku "memfitnah" China dan untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan ekonomi mereka sendiri.
Pada saat yang sama, Stilwell mengatakan persaingan AS dengan China tidak perlu mengarah pada konflik, dan Washington berusaha untuk bekerja sama dengan Beijing di mana kepentingannya selaras, misalnya di Korea Utara (Korut).
Stilwell mengatakan dalam beberapa bulan terakhir telah ada contoh perilaku Beijing yang sangat mengerikan.
Ini termasuk kekerasan di perbatasannya dengan India dan gerakan "agresif" di Laut China Selatan, di sekitar Taiwan, dan di perairan yang diperselisihkan China dengan Jepang.
Dia juga merujuk pada dugaan upaya China untuk "menghapus" budaya Mongolia dan Tibet, kampanye penindasan dan kerja paksa yang berkelanjutan di wilayah Xinjiang dan pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional yang "kejam" di Hong Kong oleh Beijing.
"Ini bukan tindakan aktor global yang bertanggung jawab, tapi pelaku intimidasi pelanggar hukum," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/9/2020).
Komentar Stilwell muncul ketika pemerintah AS telah meningkatkan kritik, sanksi, dan tindakan lain terhadap China ketika Presiden Republik Donald Trump berkampanye untuk agar terpilih kembali pada November mendatang.
China telah menjadi isu kebijakan luar negeri utama dalam kampanye tersebut. Pada hari Kamis waktu setempat, Senat Demokrat mengumumkan program mereka sendiri untuk melawan pengaruh global China, meluncurkan undang-undang besar yang berupaya meningkatkan daya saing AS dan menyusun kembali diplomasi dengan Beijing.
Diplomat teratas AS untuk urusan Eropa, Philip Reeker, mengatakan pada sidang Senat yang sama bahwa Eropa "bisa dibilang" sebagai front sentral dalam upaya China untuk menggantikan kepemimpinan global AS, tetapi Rusia tetap menjadi ancaman militer utama di sana. **
0 Comments