Partai Republikan Amerika akhirnya menyusul Partai Demokrat untuk menggelar konvensi nasionalnya sendiri. Kali ini, selain mengesahkan Donald Trump sebagai capres Amerika yang mereka dukung, mereka juga menyampaikan perihal apa saja yang akan terjadi dengan AS apabila Partai Demokrat yang menang di Pilpres Amerika nanti.
Setidaknya ada empat hal yang bisa diambil dari konvensi yang berlangsung pada hari Senin kemarin, waktu Amerika, 24 Agustus 2020. Berikut beberapa di antaranya
1. Amerika Dalam Bahaya
Rasa takut menjadi salah satu jualan kubu Republikan dalam konvensi nasional mereka. Mereka mengatakan bahwa Amerika dalam bahaya apabila warga tidak memilih Presiden AS yang tepat.
Presiden Amerika yang tepat dalam hal ini tentu saja Donald Trump.
Aktivis konservatif, Charlie Kirk, misalnya, mengatakan bahwa Pilpres Amerika akan menjadi penentu antara "mempertahankan Amerika yang kita kenal atau menghabisi hal-hal yang selama ini kita sayangi".
Hal senada disampaikan anggota Timses Donald Trump Kimberly Guilfoyle. Ia berkata, kubu oposisi hendak menghancurkan Amerika yang selama ini dikenal warga. " (Demokrat) Mereka hendak mencuri kebebasan mu. Mereka ingin mengontrol apa yang kalian lihat, pikirkan, dan percayai. Mereka akan mengontrol hidupmu," ujarnya lantang.
2. Pujian Setinggi Langit untuk Donald Trump
Seperti Konvensi Nasional Partai Demokrat, Konvensi Nasional Republikan juga digunakan untuk mengumumkan capres cawapres yang diusing.
Dalam hal ini, capres dan cawapres Republikan adalah Donald Trump dan Mike Pence.
Keduanya mendapat pujian setinggi langit. Charlie Kirk, misalnya, menyebut Donald Trump "memulai pergerakan untuk mengambil alih pemerintahan Amerika dari tangan kartel yang berniat menghancurkan kita".
Tak berhenti di situ, Donald Trump juga ia sebut sebagai penjaga budaya Barat.
3.Dukungan Dari Minoritas
Untuk menggalang suara dukungan dari minoritas, Republikan mengajak mantan Duta Besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley. Haley, yang merupakan putri dari imigran India, mengatakan bahwa Donald Trump memiliki berbagai capaian bagus untuk kebijakan luar negeri.
Beberapa di antaranya adalah soal sikap terhadap kebijakan nuklir Iran hingga masalah Israel - Palestina.
Menurut Haley, Demokrat juga terlalu menonjolkan kekerasan dan amarah untuk menjatuhkan Donal Trump. "Saya adalah perempuan berkulit cokelat dari dunia yang hitam putih.
Kita semua menghadapi diskriminasi dan kekerasan, namun bukan berarti jalan keluarnya adalah kekerasan," ujarnya soal aksi-aksi kerusuhan pada upaya memprotes Donald Trump.
4.Mencari Suara Komunitas Kulit Hitam
Selain mengandalkan figur keturunan India, Republikan juga menghandirkan figur dari komunitas kulit hitam.
Contohnya adalah Kim Klacik, calon anggota Kongres AS dari Baltimore. Klacik menjadi salah satu upaya Republikan untuk menggalang suara dari komunitas kulit hitam.
Dalam pidatonya, Kim Klacik berkata bahwa dirinya memiliki kebebasan untuk mendukung siapa yang ia mau.
Menurutnya, Donald Trump bukanlah figur seburuk yang dikatakan Joe Biden. Pernyataan-pernyataan senada diberikan oleh figur kulit hitam lainnya seperti anggota parlemen Vernon Jones, atlet Herschel Walker, dan senator Tim Scott.
Pada Pilpres Amerika 2016, Donald Trump hanya berhasil meraih 8 persen suara dukungan dari komunitas kulit hitam.
Hal itu ingin diubah pada Pilpres Amerika tahun ini walau diprediksi akan berat dengan sikap Trump yang memprotes Black Lives Matter..***