Ketegangan di Laut China Selatan masih terus berlanjut meski kedua Tiongkok tak ingin ‘menyerang lebih dulu’.
Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) mengerahkan pesawat dari kapal induk untuk melintasi wilayah laut tersebut.
Namun, petugas pemantau udara Tiongkok berusaha mengusir mereka melalui komunikasi radio.
Dikutip impiannews.com lewat Pikiran-Rakyat.com dari Express, kejadian itu diungkap oleh Ivan Watson, jurnalis CNN yang menumpangi pesawat tersebut.
“Ini adalah sepotong rekaman yang langka dari pasukan udara Angkatan Laut AS yang terbang melintasi Laut China Selatan, pekan lalu,” tuturnya.
“Pesawat itu punya jangkauan yang luas untuk melakukan pemantauan,” imbuh Ivan.
Menurut salah satu perwira, kegiatan patroli memang terus digelar untuk mengawasi musuh-musuh di sana.
“Musuh yang dimaksud adalah Tiongkok, ini tak lama sebelum suara orang Tiongkok terdengar di radio dan meminta pesawat AS untuk pergi,” timpal Ivan menjelaskan kondisi sebelum potongan rekaman itu.
Dalam rekaman yang disodorkannya terdengar jelas ucapan seseorang beraksen Tiongkok.
“Depart immediately, depart immediately (Segera tinggalkan area ini, segera tinggalkan area ini),” ucap suara tersebut.
Perwira Angkatan Laut AS di pesawat segera membalas dengan tegas.
“Saya pesawat militer AS sedang melaksanakan operasi militer yang sah di atas wilayah udara Internasional!” ucap sang pilot.
Menurut Ivan, hal serupa sebenarnya pernah terjadi sekitar dua tahun lalu dalam penerbangan yang berbeda ketika Laut China Selatan sedang tegang-tegangnya.
“Setidaknya tujuh negara berbeda saling berkompetisi untuk mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan,” ujarnya.
“Akan tetapi, Beijing pada hakikatnya mengklaim seluruh wilayah itu untuk dirinya sendiri,” timpal Ivan.
“Untuk memperkokoh klaimnya, Tiongkok menggelar proyek pembangunan besar-besaran di atas pulau karang seperti landasan pacu dan stasiun radar,” pungkasnya.
Di sisi lain, AS akan segera menghadapi pemilu presiden yang digadang-gadang menentukan kelanjutan tensi dengan Tiongkok.
Tak tanggung-tanggung, ia mengklaim AS akan dikuasai Tiongkok kalau Joe Biden menang.
“Jika Joe Biden menjadi presiden, Tiongkok akan memiliki negara kita,” kata dia. ***