Ery Mefri |
Nyaris mati surinya kegiatan kesenian di Sumbar, terutama di kota Padang, membuat seniman yang dulunya aktif berkesenian di Taman Budaya Sumbar, Jl. Diponegoro 17 Padang menjadi risau.
Untuk itu, bermula dari komunikasi lewat grup Whatsapp, malam ini mengadakan pertemuan dan dialog untuk membincang bagaimana kegiatan kesenian kembali marak seperti dulu.
Pertemuan seniman-seniman “gaek” yang akan dilaksanakan di Ladang Tari Nan Jombang di Balai Baru Padang itu juga akan disemarakkan dengan penampilan dari berbagai atraksi kesenian oleh seniman yang telah berbilang tahun tak tampil di atas panggung secara spontan.
Diantaranya pembacaan puisi, monolog, pagelaran music dan kesenian lainnya.
Setidaknya pertemuan itu akan dihadiri oleh sekitar 30 seniman yang pada decade 80 dan 90 an aktif berkesenian di Taman Budaya Sumbar.
Diantaranya Rizal Tanjung yang juga salah seorang penggagas kegiatan ini, Asnam Rasyid, Syariffuddin Arifin, Ery Mefri, Fauzul Elnurca, Muslim Nur, Zamzami Ismail, Muhammad Ibrahim Ilyas, Rhian D’Kincai, Armeynd Sufhasril, Ade Lukas dan sejumah seniman lainnya.
“Tak ada undangan resmi dari kegiatan ini. Namun sangat diharapkan kehadiran para seniman. Khususnya yang berdomisili di Sumbar untuk membincang perkembangan dan pengembangan kesenian yang kini nyaris mati suri,” kata Ery Mefri yang bertindak sebagai sipangka dalam pertemuan tersebut.
Kegiatan ini direspon positif oleh para seniman yang dulunya sering mangkal di Taman Budaya Sumbar dari seluruh Indonesia. Diantaranya Muhammad Octavianus Masheka, Indra Nara Persada, Aidil dari Jakarta, Amrizal Salayan dari Bandung dan sejumlah seniman gaek di berbagai kota di Indonesia yang kini meramaikan komonikasi di WAG Seniman Tambud. ** Tiara