IMPIANNEWS.COM (Korut).
Ketegangan terjadi di Korea Utara, Kim Jong-un telah mengerahkan ribuan tentara ke perbatasan Tiongkok dalam upaya mencegah orang-orang melintas secara ilegal.
Korea Utara mengerahkan ribuan tentara dan penjaga Pasukan Khusus di sepanjang perbatasan di Provinsi Ryanggang.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyeberangan ilegal selama pandemi virus corona.
Dikutip impiannews.com lewat Pikiran-Rakyat.com dari laman Express, para prajurit juga akan mengawasi penjaga perbatasan reguler untuk menindak aksi penyeludupan.
Prajurit dibagi kedalam empat kelompok, jadi siapa pun yang mencoba menyeberang harus melewati setiap gari pertempuran sebelum mencapai perbatasan sungai Yalu, Korea Utara.
"Sejak 5 Agustus, kami telah melipatgandakan keamanan perbatasan kami di wilayah perbatasan Korea Utara-Tiongkok di Provinsi Ryaggang," ungkap salah satu sumber militer di Provinsi Ryanggang.
Sumber yang merupakan orang dalam tersebut mengatakan pengerahan pasukan itu disebut sebagai 'posisi tempur empat poin' yang mengatur zona dekat perbatasan menjadi empat wilayah pengawasan berlapis.
"Dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam, penjaga perbatasan mempertahankan garis pertama dan pasukan khusus menjaga garis kedua," ujarnya.
"Pada malam hari setelah jam 8 malam, mereka menjaga keempat baris," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika penjaga perbatasan bertugas di baru pertama dan ketiga.
Sedangkan untuk Pasukan Khusus ditempatkan untuk menjaga di baris kedua dan keempat.
"Penjaga perbatasan dan pasukan khusus juga saling mengawasi saat mereka bertugas," tuturnya.
Kehadiran pasukan khusus kemungkinan akan menciptakan suasana tegang di antara penduduk setempat dan penjaga perbatasan.
Pasalnya, tentara diberi kewenangan khusus untuk memberlakukan pembatasan pergerakan waktu malam pada warga di kawasan itu.
Selain itu, para penduduk setempat telah diberitahu bahwa mereka dilarang meninggalkan rumah setelah jam 8 malam.
Bukan hanya penduduk, penjaga perbatasan uga berada di bawah aturan ketat dan telah diberitahu untuk hanya fokus pada tugas di perbatasan dan menghentikan pekerjaan lain.
"Bahkan pejabat di daerah perbatasan berada di bawah kendali mereka dalam suasana tegang ini, kecuali dalam kasus di mana mereka (harus bepergian) sebagai urusan nasional," ujar orang dalam militer.
"Sejak tentara Pasukan Khusus dikerahkan (di sini), penjaga perbatasan telah dibuat untuk menghentikan pekerjaan sampingan mereka dan pekerjaan lain di siang hari, dan mereka diharapkan untuk beristirahat di siang hari," tambahnya.
Ia mengungkapkan mereka dilarang keras melakukan aktivitas lain atau istirahat selama tugas malam.
Sumber lainnya, merupakan warga Provinsi Ryanggang, mengatakan penduduk diawasi secara ketat sejak kedatangan pasukan tambahan.
"Tidak ada yang bisa keluar rumah setelah jam 8 malam sejak Pasukan Khusus tiba," ujarnya.
"Selain itu, departemen keamanan dan polisi di daerah itu telah memperkuat patroli di setiap satuan pengawas lingkungan," tambahnya.
Ia menggambarkan situasi di perbatasan sangat mencekam sehingga tak terlihat aktivitas warga di desa pada malam hari.
Tiongkok dan Korea Utara sama-sama menutup perbatasan mereka sejak Januari 2020 lalu karena permasalahan virus corona.***