Di tengah memanasnya hubungan dengan China dan Korea Utara di wilayah Laut China Selatan. Jepang menyatakan tidak akan berperang.
Pernyataan penting diucapkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dalam peringatan 75 tahun peristiwa penyerahan diri negeri Sakura dalam Perang Dunia 2, Sabtu 15 Agustus 2020.
"Tujuh puluh lima tahun setelah perang, Jepang secara konsisten membuat kemajuan sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian. Jangan pernah mengulangi tragedi perang.
Kami akan terus melaksanakan sumpah yang tegas ini, dan akan membuka masa depan negara ini untuk generasi yang hidup sekarang dan besok, mengatasi penyakit menular saat ini dari virus corona baru," kata Shinzo Abe dalam pernyataan resmi yang didapatkan VIVA Militer.
Dengan pernyataan sumpah ini maka dipastikan Jepang tak akan meladeni kekuatan militer China dan Korea Utara terkait sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Perlu diketahui, 75 tahun lalu Jepang dipaksa menyerah tanpa syarat dan menghentikan segala agresi militernya ke negara lain oleh Inggris Raya, Amerika dan China dalam Deklarasi Potsdam pada 26 Juli 1945. Namun, pada 28 Juli 1945, Jepang menolak.
Akhirnya Amerika menyerang Jepang dengan menjatuhkan dua bom nuklir di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 atau sehari setelah Uni Soviet menyatakan akan berperang melawan Jepang.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito berpidato melalui radio dan menyatakan kepada rakyat bahwa mereka terpaksa menerima isi dari Deklarasi Postdam untuk menyerah tanpa syarat.
Upacara penandatanganan Act of Surrender berlangsung pada 2 September di atas kapal perang AS Missouri di Teluk Tokyo. Tanggal ini menjadi hari berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Jepang dalam Perang Dunia II kehilangan 3,1 juta orang, termasuk sekitar 800 ribu warga sipil yang menjadi korban pemboman kota-kota di negara Amerika dan serangan atom di Hiroshima dan Nagasaki. ***