Payakumbuh,--- Komunitas sepeda di Kota Payakumbuh kian marak. Mulai dari komunitas setingkat RT sampai ke tingkat kelurahan dan kota. Anak SD pun, ikut membuat komunitas bersepeda ini. Jangan tanya lagi, di kalangan remaja SMP/MTs dan di tingkatan usia sekolah menengah atas dan sederajat.
Juga ada komunitas sepeda di kalangan mahasiswa. Serta kelompok emak-emak dan dan para gadis.
Sementara, di kalangan orang dewasa, komunitas bersepeda ini, juga tak terhitung. Ada yang membentuk sesama warga perumahan, sesama RT, RW. Ada juga membentuk sesana rekan sekerja pemerintah ataupun karyawan BUMD/BUMN dan swasta. Kemudian, juga ada yang membentuk kelompok sesama type sepeda. Seperti kelompok sepeda Ontel, pimpinan Elzadaswarman.
Lainnya, ada yang melakukan goes sesama anggota keluarga saja. Kemudian, ada yang jalan sendiri mengayuh pedal sepedanya setiap hari. Winda Kurnia, mantan pembalap Sumbar, pensiunan Pemko Payakumbuh ini, goes sendiri, merupakan makanan pokok baginya. Tidak bersepeda, membuat dirinya pusing tujuh keliling.
Di akhir pekan, Sabtu dan Minggu, ribuan anggota komunitas bersepeda, bersileweran di semua ruas jalan di kota ini. Topografi daerah yang datar, memudahkan penggemar sepeda mengayuh pedalnya. Jika ingin tantangan, mereka mengayuh sepeda ke kelok sembilan, ke kawasan bukit patah sembilan, kawasan bukit barisan di daerah mudiak atau menuju kawasan Harau.
Hebatnya, pada iven-iven tertentu, seperti peringatan hari besar nasional dan ulang tahun kota, goes merupakan kegiatan wajib yang harus diadakan. Hadiahnya beragam dan fantastis. Seperti sepeda motor dan sepeda serta barang kebutuhan rumah tangga.
Dampak dari pertumbuhan komunitas bersepeda ini, harga sepeda jadi membumbung tinggi. Sepeda bekas pun, ikut merambat naik. Tidak itu saja, onderdil sepeda pun, juga ikut melonjak selain sulit mendapatkannya. Harga sepeda, mulai dari Rp3 juta sampai senilai Rp30 juta. Malahan ada yang sampai Rp50-an juta. Sepeda pun, kini bisa dilipat dan dibawa ke atas mobil.
Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi bersama Sekdako Rida Ananda dan Asisten III Eldaswarman, merupakan trio pejabat pemko yang punya hobby sama, bersepeda.
Di era New Normal Covid-19, setiap akhir pekan, untuk memelihara kesehatan, ketiganya bersama sejumlah ASN lainnya, goes keliling kota hingga kelok sembilan. Sebelun pandemi Covid-19, tak jarang walikota goes sampai ke Bukittinggi, Solok dan Maninjau.
Ketua KONI Payakumbuh Yusra Maiza dan Ketua ISSI kota ini, Yoserizal, mengaku bangga dengan tingginya minat warga menjalani olahraga bersepeda. Tinggal lagi, bagaimana menarik anggota komunitas sepeda itu, untuk bergabung menjadi atlet ISSI Payakumbuh.
Harapan Ketua KONI Yusra Maiza, seyogianya ISSI melirik dari ribuan pencinta olahraga bersepeda itu, ditarik dan dilatih menjadi pembalap andal. Sehingga, Payakumbuh mempunyai bibit pembalap sepeda yang berprestasi hingga ke level nasional. "Sangat sayang sekali, potensi yang cukup besar itu, tidak dimanfaatkan dengan baik," sebut Yusra.
Ketua ISSI Yoserizal, mengakui, pertumbuhan komunitas sepeda itu, merupakan modal utama dalam menjaring pembalap sepeda di Payakumbuh. Menurut Teja, panggilan akrab ketua ISSI, pihaknya akan membicarakan masalah tersebut dengan pengurus, lalu mencari sponsor, guna menggelar perlombaan.
Mudah - mudahan dengan menyelenggarakan balapan sepeda, akan muncul bibit pesepeda terbaik, untuk diasah menjadi pembalap ternama," ucap Teja yang mantan pembalap pendulang emas di Porprov Sumbar ini.(rel/014)