Kota Chicago, Illinois, Amerika Serikat, dilaporkan dilanda kerusuhan, mencekam dan baku tembak di kawasan pertokoan di pusat kota.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (10/8), kerusuhan terjadi kawasan pusat perbelanjaan Magnificent Mile dan sejumlah daerah lain di tengah kota.
Menurut juru bicara Kepolisian Chicago, Tom Ahern, polisi tidak mengetahui apa yang memicu kerusuhan. Namun, dia mengatakan petugas kepolisian di lapangan mengaku mendengar suara tembakan dan kemudian balas menembak.
Kerusuhan itu terjadi selepas tengah malam. Sejumlah coretan di dinding yang menyatakan slogan anti-polisi terlihat di lokasi.
Beberapa jam sebelumnya penduduk di daerah Englewood dilaporkan mengamuk setelah seorang polisi menembak seorang warga sipil pada Minggu.
Di sepanjang kawasan Magnificent Mile, terlihat kerumunan massa yang merusak dan sejumlah bangunan pertokoan dan menjarah isinya. Massa juga melempari mobil polisi.
Anggota kepolisian setempat mencoba menenangkan dan membubarkan massa yang berkumpul di tengah kota.
Perjalanan kereta dan bus ke pusat kota Chicago untuk sementara dihentikan. Jembatan di sungai Chicago juga diangkat untuk mengisolasi kota dan menutup akses dari dan menuju pusat kota.
Kepolisian Negara Bagian Illinois juga menutup jalan bebas hambatan yang menuju pusat kota Chicago.
Menurut laporan polisi, mereka menerima laporan pada pukul 14.30 waktu setempat tentang seseorang yang membawa senjata dan membahayakan.
Mereka lantas menemukan orang itu di sebuah gang dan memintanya menyerahkan senjata.
Akan tetapi, orang itu kabur dan menembaki polisi. Polisi lantas menembaknya dan berhasil melukai pelaku, dan menyita sebuah senjata api.
Pelaku kemudian dibawa ke rumah sakit. Tiga petugas kepolisian yang menghadapi pelaku juga dibawa ke rumah sakit.
Setelah satu jam berlalu, lokasi kejadian sudah ramai dikerumuni massa. Mereka mengaku mendapat informasi polisi menembak seorang bocah.
Usai diberi penjelasan kejadian sebenarnya, massa lantas membubarkan diri.
Chicago adalah salah satu kota yang menjadi saksi bisu demonstrasi besar selepas kematian seorang warga kulit hitam, George Floyd, yang meninggal diduga akibat kekerasan polisi pada 25 Mei lalu. Kawasan pusat bisnis Chicago bahkan sempat ditutup selama beberapa hari untuk menghindari penjarahan. ***