Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan “segera angkat kaki” dari Irak, seiring kedua negara menjanjikan “frase baru” kerja sama militer dalam sebuah pernyataan bersama.
Perdana Menteri Irak Mustafa Kadhimi mengunjungi Washington, seiring misi pimpinan AS melawan ISIS berakhir.
Amerika Serikat berjanji untuk terus bekerja sama dengan pemerintah Irak bahkan ketika pasukan AS mundur dari negara itu.
“Kami dulu di sana, dan sekarang kami keluar. Kami akan segera berangkat. Dan hubungan kami sangat bagus,” ujar Trump kepada wartawan, bersama dengan Kadhimi pada Kamis (20/8), dikutip The National Interest.
“Kami membuat kesepakatan minyak yang sangat besar. Perusahaan minyak kami membuat kesepakatan besar-besaran. Pada dasarnya itulah ceritanya.”
Kadhimi berterima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungannya terhadap ISIS, menambahkan bahwa “Irak terbuka untuk bisnis dan investasi Amerika dan untuk masa depan yang lebih baik bagi rakyat Irak.”
Badai debu menyapu pangkalan militer Amerika Serikat di dekat Tal Afar, Ninive, Irak, bulan Juni 2005. (Foto: REDUX/laif/Christoph Bangert)
Pemerintah Irak telah menandatangani kesepakatan dengan General Electric, Honeywell UOP, dan Stellar Energy selama kunjungan Kadhimi, serta nota kesepahaman dengan Chevron dan Baker Hughes, menurut pernyataan bersama AS-Irak yang dirilis pada Rabu (19/8).
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa koalisi militer pimpinan AS di Irak akan melakukan “transisi ke fase baru yang berfokus pada pelatihan, perlengkapan, dan mendukung Pasukan Keamanan Irak”.
Pasukan militer AS masuk kembali ke Irak pada 2014 untuk memerangi ISIS dan mencegah genosida terhadap orang-orang Yezidi.
Selama enam tahun berikutnya, koalisi pimpinan AS berhasil membebaskan semua wilayah yang direbut oleh kelompok ISIS, dan intelijen militer AS menilai pada Juni 2020 bahwa ISIS telah direduksi menjadi serangan “lokal”, The National Interest mencatat.
Namun, pasukan pimpinan AS semakin terjebak dalam konflik AS-Iran.
Bentrokan antara pasukan AS dan milisi yang didukung Iran di Irak menyebabkan situasi hampir perang pada Januari, ketika Trump memerintahkan pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani ketika Soleimani mengunjungi Irak.
Bentrokan berlanjut lebih pelan dari waktu ke waktu dan mendorong pasukan AS untuk mempercepat penarikan mereka dari Irak selama beberapa bulan ke depan.
Pejabat Departemen Luar Negeri AS Brian Hook mengklaim pada Selasa (18/8) bahwa Amerika Serikat telah “memulihkan pencegahan” terhadap Iran. Beberapa jam kemudian, dua serangan roket terpisah menargetkan pasukan AS di Irak dan Suriah.
“Kami telah menurunkannya ke tingkat yang sangat, sangat rendah,” ungkap Trump selama konferensi pers bersama dengan Kadhimi. “Ketika seseorang memukul kami, kami membalas lebih keras daripada mereka memukul kami. Jadi kami menanganinya.”
“Kami telah membawa pasukan kami keluar dari Irak dengan cukup cepat, dan kami menantikan hari ketika kami tidak harus berada di sana,” tambahnya, dinukil dari The National Interest.
Penerjemah dan editor: Aziza Larasati
Keterangan foto utama: Presiden Donald Trump mengangkat bagan yang mendokumentasikan hilangnya wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah saat memberikan sambutan di Lima Tank Tank Plant, 20 Maret 2019, di Lima, Ohio. (Foto: AP/Evan Vucci)
Trump: ‘AS Akan Segera Angkat Kaki dari Irak’
Related Items:Amerika di Irak, Amerika Serikat, Donald Trump, Irak, ISIS, Pasukan Amerika