Selain menewaskan jutaan orang pandemi Covid-19 juga memberikan dampak mengerikan bagi perekonomian dunia.
Pasalnya hingga saat ini saja, sudah ada 10 negara besar di dunia yang mengalami resesi.
Berikut adalah 10 negara yang telah terjerumus kedalam jurang resesi karena pademi Covid-19.
1. Inggris
Baru-baru ini negara pimpinan Ratu Elizabeth tersebut mengumumkan bahwa mereka telah tumbang, lantaran mengalami resesi terparah sepanjang masa berdirinya Inggris.
Mengutip dari The Guardian, Badan Statistik Nasional Inggris (ONS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun 2020 minus 20,4 persen.
Sebelumnya, Inggris mengalami minus 2,2 persen pada kuartal I tahun 2020.
Dengan demikian, Inggris jatuh ke jurang resesi setelah mencatat dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi minus.
Resesi Inggris tidak bisa dilepaskan dari pandemi Covid-19 yang menyerang sejak Maret lalu dan kebijakan lockdown.
Kondisi perekonomian Inggris yang terpuruk itu menambah panjang daftar negara-negara yang mengalami resesi di masa pandemi Covid-19.
2. Filipina
Sebelum Inggris, negara Filipina lebih dulu mengalami minus pada kuartal II tahun 2020.
Adapun minus yang dialami Filipina mencapai 16,5 persen.
Negara Filipina pada kuartal I tahun 2020 juga mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 0,7 persen.
Sektor utama penyumbang penyusutan ekonomi Filipina adalah manufaktur, konstruksi, serta transportasi dan penyimpanan.
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat telah memasuki jurang resesi di masa pandemi virus corona.
Pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS dilaporkan minus 32,9 persen.
Padahal pada kuartal I tahun 2020 perekonomian AS sudah minus 5 persen.
Konstraksi pertumbuhan ekonomi ini terjadi lantara adanya penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga, ekspor, produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian.
4. Jerman
Negara Jerman engalami resesi setelah melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2020 minus 10,1 persen.
Tren penurunan itu sudah terjadi sejak kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jerman tercatat minus 2 persen.
Perekonomian Jerman terpukul karena menurunnya konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor di masa pandemi Covid-19.
5. Perancis
Pertumbuhan ekonomi Perancis pada kuartal II tahun 2020 tercatat minus 13,8 persen. Ini membuat Perancis mengalami resesi.
Sebab, pada kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Perancis minus 5,9 persen.
Pelemahan ekonomi di Perancis ini terjadi di antaranya karena menurunya konsumsi rumah tangga, investasi, dan perdagangan akibat lockdown mencegah penyebaran virus corona.
Korea Selatan menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami resesi setelah dua kuartal berturut pertumbuhan ekonominya minus.
Pada kuartal I tahun 2020, Korea Selatan melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 1,3 persen.
Kemudian pada kuartal II tahun 2020 mengalami minus 3,3 persen.
Kemerosotan ini terjadi karena anjloknya ekspor, investasi, manufaktur, dan jasa.
7. Jepang
Negeri Sakura itu melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun 2020 minus 3,4 persen.
Padahal, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2019 minus 6,4 persen.
Resesi yang terjadi di Hong Kong sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 2020. Aksi protes yang memukul sektor ritel dan pariwisata membuat pertumbuhan ekonomi minus sejak kuartal III dan kuartal IV tahun 2019.
Pada kuartal III tahun 2019 minus 2,8 persen dan kuartal IV tahun 2019 minus 3 persen. Kondisi kemudian diperburuk dengan pandemi Covid-19.
Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Hong Kong minus 9,1 persen, sedangkan kuartal II tahun 2020 minus 9 persen.
9. Singapura
Negara di Asia Tenggara yang pertama mengalami resesi adalah Singapura.
Pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen.
Kontraksi tersebut berlanjut pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di Singapura minus 12,6 persen.
Pemerintah Singapura memperoyeksikan ekonomi tren tersebut akan berlangsung hingga akhir tahun dengan kisaran minus 4 hingga 7 persen.
10. Italia
Italia juga mengalami resesi. Pada kuartal II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Italia minus 17,3 persen.
Padahal, di kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di Italia juga minus 5,5 persen.