IMPIANNEWS.COM (China)
Selain pandemi Covid-19, Indonesia harus bersiap menghadapi persoalan besar lain, yakni efek perangdi perbatasan Laut China Selatan.
Banyak pihak menilai, imbas perang Amerika Serikat Vs China di lokasi tersebut akan berdampak besar pada situasi perekonomian dan pertahanan keamanan di Tanah Air.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Nono Sampono mengungkapkan, China dan Amerika Serikat telah menyiapkan kekuatan armada lautnya di tiap perbatasan Laut China Selatan.
Bahkan, China sudah membuat pangkalan khusus di Myanmar dan pangkalan itu telah dipersenjatai nuklir.
“Jangan sampai kita terprovokasi dalam persoalan di Laut China Selatan. Yang benar itu, kita harus bersatu mempertahankan keutuhan bangsa di tengah persaingan panas dua negara adi daya,” ujar Nono dalam diskusi bertajuk “Pandemi dan Situasi Politik internasional” di Ruang Wartawan, kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, Nono menuturkan, saat ini arus pengiriman logistik untuk menyokong pertumbuhan ekonomi diberbagai negara telah berubah.
Misalnya, perubahan arus logistik dari China lewat sungai Mekong. Kalau ini terus berjalan, Singapura bisa kolaps atau bangkrut.
“Bagaimana nasib Batam jika Singapura bangkrut? karenanya, di samping penyelesaian persoalan pandemi Covid-19, kita harus mengantisipasi (perseteruan Amerika Serikat Vs China), karena ini barang (alat perang) jalan terus,” ujar Nono.
Nono setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menekankan penguatan poros maritim.
Indonesia harus menjadi poros maritim terkuat dan menjaga agar jangan sampai terjadi konflik di ASEAN.
Nono juga meminta pemerin tah segera membangun benteng terkuat di tiap perbatasan laut indonesia. “Saya setuju mem perkuat pertahanan di kepulauan Natuna. Pemerintah juga harus segera membangun pertahanan di Sabang dan Bakamla harus di jadikan Coast Guard indonesia,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon tak menampik jika konflik di Laut China Selatan bisa membesar.
“Kalau kita amati, saat globalisasi sudah menjadi deglobalisasi. Semua memagari daerahnya masing-masing. Orang luar nggak bisa masuk, orang kita juga nggak bisa keluar. Konflik ini mungkin sekarang masih tahap kecil, tapi lama-lama akan besar,” tegas Fadli
Saat ini, sambung dia, China sedang ‘ngotot’ untuk menjadi negara ‘Super Power’, menggantikan Amerika.
Bahkan, sudah ada yang menyebut China sebagai negara ‘Junior Super Power’. Karenanya, Pemerintah Indonesia harus mampu membentengi wilayahnya sendiri. ***
0 Comments