Payakumbuh, --- Memutus mata rantai penyebaran covid-19, berbagai negara saat ini sedang mengadu riset untuk bisa temukan vaksin untuk covid-19 ini. Indonesia juga ikut dalam penelitian pembuatan Vaksin Covid-19.
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K)., MM Guru besar Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat didaulat sebagai kepala penelitian Vaksin untuk virus yang sedang membuat gempar dunia tersebut.
Unpad ditunjuk oleh PT Bio Farma untuk melakukan uji klinis Vaksin Covid-19. Dan Prof.Dr.Kusnandi Rusmil dr,Sp,A(K) MM pun didaulat sebagai ketua tim peneliti virus tersebut. Penunjukan Unpad sebagai peneliti dan uji klinis tentu dengan alasan tepat. Karena sudah lebih 20 tahun Universitas ini lakukan penelitian dan uji klinis Vaksin di Indonesia.
Tahukah pembaca dengan Prof. Dr Kusnandi Rusmil ?.
Usut punya usut ternyata Profesor yang memimpin penelitian ini adalah putra Luak Limopuluah Sumatera Barat. Ibu beliau berasal dari Koto Nan Gadang Kota Payakumbuh. Sementara ayahnya dari Kecamatan Luhak Kabupaten Limapuluh Kota.
Beliau Putra dari pasangan Rusmil Rusli dan Alaida Abas. Sang Ibu berprofesi sebagai guru SD dan Ayah seorang purnawirawan TNI. Pria kelahiran tahun 1950 ini sejak usia 3 bulan sudah diboyong kedua orang tua ke Jakarta. Sehingga pendidikan dari TK sampai SMA ditamatkan di Daerah Ibukota. Jenjang pendidikan tinggi diawali di Kampus Kedokteran Unand, Itupun hanya sampai di tingkat 1 sementara tingkat 2 sampai meraih gelar S1 di selesaikan di Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat.
Pada Tahun 1977 Dokter ini mempersunting seorang dokter gigi untuk pendamping hidup. Drg Suhariani Soediro nama perempuan pilihan dokter ini. Prof Dr Kusnandi Rusmil dikaruniai dua anak perempuan yang kedua nya mengikuti karir orang tua bergelut di dunia medis alias kedokteran. Anak pertama Virramita (dokter anak), dan yang kedua Vinna Dwitia Dokter Bedah.
Tidak hanya puas dengan jenjang pendidikan S1 Sang Dokter ini mengambil pendidikan spesialis anak serta Magister Management (MM) dan dr (S3) di Unpad.
Tahun 2013 didaulat sebagai guru besar di Universitas Padjajaran.
Selama berkarir di dunia kesehatan berbagai penghargaanpun telah didapat oleh Prof. Dr Kusnandi Rusmil ini. Diantaranya:
- Dokter puskesmas teladan Dari Presiden Soeharto dan Menkes pada tahun 1982
- Penghargaan dari Direktur Rs Hasan Sadikin, Meningkatkan citra runah sakit 2005
- Dari Gubernur Jawa Barat, sebagai pemerhati + aktivis anak di Jabar tahun 2008
Saat ini sang Profesor ini bersama tim dari Unpad sedang fokus dalam uji klinis vaksin Corona.
Tentang Vaksin ini Seperti dikutip dari halaman Unpad.ac.id Prof Kusnandi memaparkan sebelum bisa digunakan secara luas, pengembangan vaksin harus menjalani tahap preklinis dan klinis. Pada tahap preklinis, antigen vaksin diperiksa kestabilannya, baik secara fisik maupun kimia. Hasilnya, vaksin tersebut secara fisik dan kimia sudah stabil.
Vaksin Covid-19 juga sudah diujicobakan kepada hewan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke hewan tetap aman dan membentuk zat anti.
Setelah dinyatakan aman dan bekerja pada hewan, vaksin kemudian diujicobakan ke manusia. Prof. Kusnandi mengungkapkan, proses uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase. Fase pertama, diujikan kepada 100 orang dewasa. Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.
Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang. Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase 3.
Uji coba fase 3 tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi. Karena itu, uji klinis vaksin Covid-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.
Memang yang paling cepat dan bisa dipakai saat ini untuk mencegah peredaran Covid-19 di Indonesia adalah yang dibuat di China, kata Prof. Kusnandi.
Manajer Lapangan Uji Vaksin Covid-19 Unpad Eddi Fadlyana, dr., Sp.A(K), M.Kes., menjelaskan, subyek pengujian vaksin adalah masyarakat yang tergolong usia produktif, yaitu antara 18 – 59 tahun.
Untuk merekrut subyek, setelah mendapat izin dari Komite Etik, kita akan melakukan sosialisasi ke masyarakat, ujarnya.
Sumber data: www.unpad.ac.id
Dan Informasi lansung dari Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K)., MM
Salingkaluak.com tanggal 24/07/2020