Hamdi Agus (Ketua DPRD Kota Payakumbuh) |
Catatan, --- Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Payakumbuh berakhir awal Juni lalu. Pemko Payakumbuh menyatakan siap memasuki konsep tatanan baru, kebiasaan baru, atau yang sering disebut dengan new normal. Semua sektor harus beradaptasi dengan kondisi ini termasuk sektor pendidikan.
Sebagai parlemen ataupun wakil rakyat yang mempunyai fungsi pengawasan selain fungsi legislasi dan anggaran, kami turut memberikan saran, masukan, bahkan kritikan kepada Pemko agar Proses Belajar Mengajar (PBM) bisa berjalan maksimal pada masa new normal ini.
Pada satu sisi, kami mengapresiasi kebijakan Pemko yang memutuskan PBM baik SD maupun SMP dilakukan secara daring (online). Kebijakan PBM daring merupakan langkah tepat, mengingat angka positif Covid-19 di Payakumbuh belum sepenuhnya habis. Apalagi baru-baru ini ada tambahan positif Covid-19 dari kalangan guru.
Pada sisi lain, perlu juga dipikirkan bagaimana PBM secara daring ini bisa berjalan efektif dan baik. Bagaimana PBM daring bisa memiliki pengaruh yang baik dan signifikan bagi perkembangan peserta didik. Sebab, PBM secara daring ini, tentu saja memiliki sejumlah kendala.
Pertama, keterbatasan orang tua atau wali siswa dalam menyediakan kuota internet untuk anaknya. PBM daring dipastikan memerlukan akses internet yang cukup banyak untuk menyelenggarakannya. Apalagi untuk zoominar maupun mengakses video.
Padahal kita ketahui, pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat termasuk orang tua/wali siswa. Banyak orang tua/wali siswa yang memiliki keterbatasan anggaran untuk membelikan anaknya paket internet. Di samping mereka terus berjuang memenuhi kebutuhan dapurnya sehari-hari.
Kami mendorong Pemko agar memperhatikan soal ini. Alangkah baiknya Pemko mengalokasikan anggaran kepada orang tua/wali siswa terutama yang tidak mampu, untuk membeli paket internet atau menambah membuat hotspot wifi gratis di kelurahan-kelurahan yg bisa diakses oleh siswa yang betul-betul orang tuanya tidak mampu,sehingga PBM daring berjalan lancar. Paling tidak, ini meringankan beban orang tua/wali murid yang masih berjuang ekonominya akibat pandemi ini.
Kedua, adanya kendala siswa yang kurang fokus ataupun banyaknya gangguan di rumah sehingga tidak bisa dikontrol secara maksimal. Solusinya PBM daring harus dibuat semenarik mungkin. Terobosan dan inovasi perlu dilakukan oleh Dinas Pendidikan bersama majelis guru untuk mewujudkannya.
PBM melalui daring lebih bagus bersifat interaktif sehingga peserta belajar memperoleh hasil belajar yang lebih efektif dan baik. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi akan lebih menarik perhatian sehingga meningkatkan semangat belajar siswa walaupun hanya di rumah masing-masing.
Ide Pemko dalam membuka program ruang belajar melalui TV lokal perlu diapresiasi. Kami mendorong Pemko terus berinovasi agar PBM daring ini bisa berjalan efektif sampai siswa kita kembali bisa ke sekolah. Akhirulkalam, semoga Allah SWT segera mengangkat musibah ini dari negeri kita.(014)