IMPIANNEWS.COM (Beijing).
Hubungan Beijing dan London belum membaik setelah berbagai perselisihan.
Seperti pelucutan perangkat Huawei yang dianggap pukul mundur teknologi 5G dilakukan Inggris, kisruh di Hong Kong, dan lainnya.
Kini, Tiongkok dibuat meradang lantaran peringatan Beijing agar London tidak menempatkan kapal induk baru di Pasifik, tidak digubris.
Tiongkok menegaskan, karenanya akan menjadi "langkah yang sangat berbahaya" dalam wawancara surat kabar yang diterbitkan pada hari Sabtu, 18 Juli 2020.
Liu Xiaoming, duta besar Tiongkok di Inggris, mengatakan kepada The Times bahwa ketika London memutuskan hubungan perdagangan dengan Uni Eropa akhir tahun ini, seharusnya tidak "bersatu dengan Amerika Serikat dan melawan Tiongkok" dengan penyebaran militer.
"Setelah Brexit saya pikir Inggris masih ingin memainkan peran penting di dunia," katanya kepada surat kabar itu.
"Itu bukan cara untuk memainkan peran penting."
The Times sebagaimana dikutip AFP melaporkan minggu ini perencana militer Inggris telah menetapkan rencana untuk menempatkan kapal induk HMS Queen Elizabeth di Pasifik, sebagai bagian dari aliansi internasional untuk melawan Tiongkok.
Kapal senilai 3,1 miliar poundsterling itu akan berlayar pada penempatan perdananya tahun depan, dalam sebuah tur yang mencakup wilayah, di tengah kekhawatiran atas kebebasan navigasi di Laut China Selatan.
Tetapi kemungkinan mengoperasikan kapal induk secara permanen muncul karena ketegangan antara London dan Beijing meningkat karena sejumlah masalah, dan karena hubungan AS-Tiongkok juga memburuk secara nyata.
Liu Xiaoming menyebut langkah itu sebagai "keputusan yang mengecewakan dan salah" dan telah memperkirakan akan menyedot miliaran pound investasi di Inggris dari perusahaan-perusahaan Tiongkok.
"Sekarang semua hal [telah] berubah," katanya kepada The Times, menambahkan Huawei sekarang "contoh" untuk perusahaan Tiongkok lainnya.
Inggris dan Tiongkok juga telah berselisih mengenai Hong Kong, setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang kontroversial di bekas wilayah kolonial Inggris.
London mengatakan sebagai tanggapannya akan menawarkan penduduk Hong Kong jalur yang lebih luas untuk kewarganegaraan Inggris, yang dapat membuka jalan bagi lebih dari tiga juta warga Hong Kong untuk pindah ke Inggris.***