IMPIANNEWS.COM (Natuna)
Perang urat syaraf antara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), masih terus berlangsung.
Setelah Amerika menyatakan tak takut dengan ancaman rudal-rudal penghancur kapal selam China, seorang perwira tinggi militer AS akhirnya angkat bicara.
Seperti yang diketahui, Amerika mengerahkan tiga kapal induknya, USS Nimitz, USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt.
Dalam berita sebelumnya, Amerika menegaskan tak takut dengan rudal balistik anti-kapal induk milik China, Dongfeng DF-21D dan Dongfeng DF-26.
Pengerahan aramda tempur laut militer Amerika, membuat China naik pitam. Amerika dianggap China sebagai pelaku tindakan provokatif di wilayah perairan internasional itu.
Dilaporkan sebelumnya, Tentara Pembebasan Rakyat China baru saja menyelesaikan latihan tempurnya di Laut China Selatan mulai 1-5 Juli. Mendengar kabar bahwa Amerika sudah mengirim dua kapal induknya, China langsung memberikan respons keras.
Kecaman China terhadap militer Amerika tak lepas dari kedatangan dua kapal induk di Laut China Selatan. Kehadiran USS Nimitz dan USS Ronald Reagan dianggap China sebagai tindakan yang berlawanan dengan hukum dan aturan internasional.
"Tindakan provokatif yang ditunjukkan Amerika Serikat dengan sungguh-sungguh telah melanggar hukum dan aturan internasional yang sangat nyata dan kepentingan keamanan China," ujar juru bicara Komando Militer Teater Selatan, Kolonel Li Huamin dikutip dari laman Fox News, Selasa (7/7/2020).
Tak hanya itu, China menganggap pengerahan kapal induk Amerika telah membahayakan dan kelangsungan perdamaian dan keamanan Indo-Pasifik, khususnya di Laut China Selatan.
"Mereka melakukannya dengan sengaja dan dapat meningkatkan risiko keamanan di wilayah ini. Mereka juga dengan mudah bisa memicu insiden yang tak terduga," kata Huimin. (vv)
0 Comments