IMPIANNEWS.COM (Padang).
Masalah tanah clay di Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang, kembali heboh.
Pasalnya, warga menuding pihak pengelola/pengusaha tanah clay telah melanggar perjanjian kesepakatan bersama yang dibuat pada tanggal 16 Juni 2020 lalu.
Akibatnya, aksi penghadangan terhadap truk pengangkut tanah clay tersebut kembali terjadi. Adu mulut antara supir dengan warga setempat tak dapat terelakan, Minggu (21/6/2020).
Untunglah sejumlah tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setempat cepat bertindak, sehingga bentrokan fisik yang nyaris terjadi dapat dihindari.
"Begitu mendapat laporan dari warga, saya langsung ke lokasi keributan dan berusaha meredam. Saya coba telepon pengusaha tanah clay dan keributan dengan sejumlah supir pun dapat diselesaikan dengan baik," ungkap Ketua Pemuda Balai Baru, Risman Caniago kepada impian.news.com, Senin (22/6/2020) pagi.
Menurut Risman, pemicu terjadinya keributan itu berawal ketika salah seorang warga melihat sejumlah truk clay melintas di depan SMPN 18 Padang tanpa penutup terpal.
Padahal dalam kesepakatan minggu lalu, jalur di depan SMPN 18 Padang itu tidak boleh dilewati truk (porboden). Kemudian truk yang melintas tersebut juga tidaÄ· pakai terpal.
"Jadi dua kesalahan sekaligus yang dilakukan para supir truk clay tersebut. Kita heran, apakah pemilik truk tidak memberitahukan hasil kesepakatan bersama itu kepada anggota mereka. Ini yang kita pertanyakan," ucap Risman dengan nada agak kesal.
Mendengar ada keributan di depan SMPN 18 Padang itu, lanjut Risman, sejumlah pemuda di kampung lainnya langsung keluar dan melakukan aksi pemblokiran jalan, sehingga suasana jadi makin memanas. Namun tidak sampai berbuntut panjang.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Gunung Sarik, Indra Mairizal cepat bertindak guna meredam gejolak warga. Seluruh pihak yang terlibat dalam kesepakatan di Kantor Lurah Gunung Sarik, Selasa (16/6/2020) lalu, langsung dihubungi dan diadakan kembali pertemuan untuk mencarikan solusi.
"Sebagai Ketua LPM, saya tentu berada di posisi netral dan berusaha mencarikan solusi agar suasana tetap kondusif. Alhamdulillah, setelah diadakan pertemuan dengan pihak pengusaha kita sepakat untuk sama-sama menahan diri," ujar Indra usai penandatanganan kesepakatan bersama di Kantor CV. Talawi By Pass Balai Baru, Senin (22/6/2020) sore.
Dijelaskannya, sebenarnya antara warga dengan pengusaha tanah clay sudah tidak ada masalah. Cuma yang sering jadi pemicu konflik di lapangan adalah ulah sejumlah oknum supir truk. Mereka seperti tidak mau tahu dengan hasil kesepakatan bersama tersebut.
"Jadi masalahnya itu saja. Masih ada sejumlah oknum supir yang bertindak arogan di lapangan sehingga memancing emosi warga. Sekarang sudah kita tegaskan kepada para pengusaha bahwa masalah kelakuan oknum supir di lapangan menjadi tanggungjawab mereka sepenuhnya," tegas Sekretaris FKAN Pauh IX tersebut.
Sementara itu, salah seorang perwakilan pengusaha tanah clay, Ujang Talawi ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa pemicu konflik tersebut akibat ulah sejumlah oknum supir truk.
"Dalam pertemuan kami dengan sesama pengusaha tanah clay, kami sepakat bagi supir yang tidak mematuhi kesepakatan bersama tersebut akan kita berikan sanksi yang tegas. Kalau perlu kita pecat dari pada bikin masalah terus," jawabnya serius. (noa)
0 Comments