India Desak Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi


IMPIANNEWS.COM (New Delhi).

Rusia setuju mempercepat proses pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 yang telah dibeli India. New Delhi mendesak proses pengiriman dipercepat setelah terlibat bentrok mematikan di perbatasan dengan Beijing.

New Delhi dan Moskow pada 2018 menandatangani kontrak jual belilima unit sistem pertahanan rudal canggih itu senilai lebih dari USD12 miliar.

Kesanggupan Moskow mempercepat proses pengiriman senjata pertahanan itu disampaikan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh pada hari Selasa.

Menurutnya, kontrak yang sedang berlangsung akan dipertahankan dan dalam beberapa kasus dipercepat.

Menteri Singh telah membahas pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov dan beberapa pejabat tinggi negara beruang putih itu pada hari pertama kunjungan resmi tiga hari ke Moskow.

"Diskusi saya dengan Wakil Perdana Menteri Yury Borisov sangat positif dan produktif. Saya telah diyakinkan bahwa kontrak yang sedang berlangsung akan dipertahankan dan tidak hanya dipertahankan, dalam sejumlah kasus akan diteruskan dalam waktu yang lebih singkat," kata Singh, seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (24/6/2020).

Menteri yang sepenuhnya puas dengan diskusi itu menekankan bahwa semua proposal yang diajukan oleh pihak India telah menerima tanggapan positif dari pihak Rusia.

Sebelumnya, sumber di Kementerian Pertahanan India yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan New Delhi telah mendesak Moskow untuk mempercepat pengiriman sistem rudal pertahanan S-400.

Moskow telah merencanakan untuk menunda pengiriman senjata pertahanan itu hingga Desember 2021 karena pandemi virus corona baru (Covid-19) yang sedang berlangsung.

Pada bulan Februari, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov mengumumkan dimulainya produksi S-400 untuk India.

Amerika Serikat (AS) telah mengancam akan menjatuhkan sanksi pada negara mana pun yang membeli senjata pertahanan Rusia. Sanksi AS akan dijatuhkan di bawah undang-undang bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Pasukan China dan India terlibat bentrok mematikan pada 15 Juni lalu di Lembah Galwan, Ladak, yang disengketakan kedua pihak.

New Delhi mengonfirmasi 20 tentaranya tewas dan puluhan lainnya terluka. Sedangkan Beijing tidak mengonfirmasi angka kemungkinan korban jiwa. ***

Post a Comment

0 Comments